Realitasonline.id - MEDAN| Jumlah Perguruan Tinggi di Sumatera Utara semakin menyusut dan terus berkurang.
Kabar terbaru, 16 Perguruan Tinggi di Sumut dipaksa tutup karena kendala operasional.
Kampus yang ingin tetap eksis terpaksa memilih bergabung atau melebur dengan Perguruan Tinggi lainnya untuk menghadapi tantangan demi bertahan dan meningkatkan daya saing.
Baca Juga: Pengelola Objek Wisata Aek Sijorni d Tapsel Keluhkan Penurunan Pengunjung saat Lebaran
Kondisi Perguruan Tinggi di Sumut ini ditanggapi Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Sumut Saiful Anwar Matondang kemarin.
Saiful Anwar Matondang menjelaskan langkah ini memang harus diambil dan terbukti efektif untuk memperkuat eksistensi pendidikan tinggi di Sumatera Utara.
Disebutkan, sejak tahun 2022 hingga 2024, hasil dari penggabungan Perguruan Tinggi menghasilkan 10 universitas baru, jelasnya.
Peleburan ini memberikan dampak positif bagi pengembangan pendidikan tinggi di Sumut.
Salah satu contoh adalah Universitas Murni Teguh yang terbentuk dari penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh di Kabupaten Deli Serdang dan Sekolah Tinggi Akuntansi dan Manajemen Indonesia (STAMI) di Kota Pematangsiantar.
Selain itu beberapa akademi juga bergabung membentuk institusi baru.
Misalnya, Akademi Kebidanan dan Akademi Keperawatan yang kini melebur menjadi Institut Wirahusada.
“Proses penggabungan ini bisa dilakukan dalam satu yayasan maupun antar yayasan dengan sistem alih kelola,” kata Saiful.
Baca Juga: PTPN1 Reg 1 Pasang Plang HGU di Lokasi Bentrok 2 Kelompok Pemuda di Tadukan Raga
