Diskusi yang berlangsung mencakup berbagai aspek, mulai dari pentingnya integrasi kurikulum dengan kebutuhan industri, peningkatan soft skill dan kemampuan lintas budaya, hingga kesiapan institusi pendidikan dalam menjawab kebutuhan transformasi industri berbasis teknologi dan keberlanjutan.
Para CEO menyampaikan bahwa salah satu kunci utama dalam kelancaran alih teknologi industri China di Indonesia adalah kualitas lulusan yang adaptif dan memiliki kompetensi teknis yang unggul.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Sumatera Utara, Drs. Basarin Yunus Tanjung, M.Si., turut memberikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini.
Menurutnya, kegiatan seperti ini berperan strategis dalam membangun jembatan antara teknologi, budaya, dan tenaga kerja Indonesia.
“Kegiatan ini bukan hanya membuka akses kerja ke luar negeri, tetapi juga menjadi ruang nyata bagi pertukaran teknologi dan budaya antara Indonesia dan Tiongkok,” ungkapnya.
Semangat kolaborasi dalam USU × China Industries Job Fair 2025 sejalan dengan arah kebijakan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang dalam pidatonya di Indonesia–China Business Reception menegaskan bahwa Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar Indonesia, dengan nilai perdagangan yang melebihi 130 miliar USD per tahun.
Dengan kehadiran lebih dari 20 CEO perusahaan Tiongkok dan representasi perguruan tinggi regional, USU semakin menegaskan posisinya sebagai pusat kolaborasi pendidikan dan inovasi di Sumatera.
Lebih dari itu, kegiatan ini juga diharapkan menjadi pintu masuk bagi kerja sama lanjutan, seperti magang internasional, pertukaran mahasiswa, dan kolaborasi riset.
Melalui program ini, USU tidak hanya memperluas jaringan kemitraan global, tetapi juga menegaskan komitmennya dalam menghasilkan lulusan yang relevan, berdaya saing tinggi, dan siap mengisi posisi strategis di era ekonomi digital dan industri global. (AY)