Penulis: Evelina Naibaho, S.Kep., Ns & Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS. (Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara)
Realitasonline.id | Medan - Ditengah kemajuan teknologi kesehatan yang semakin modern, tak sedikit pasien yang tetap menaruh harapan pada bahan-bahan alami yang telah digunakan turun-temurun.
Salah satunya adalah jahe rimpang yang dikenal luas sebagai rempah dapur, namun kini mendapat tempat dalam dunia medis sebagai terapi pendamping, terutama bagi pasien kanker yang menjalani kemoterapi.
Kemoterapi bekerja menyerang sel kanker yang membelah dengan cepat. Namun sayangnya, ia juga menyerang sel sehat lain yang cepat beregenerasi, termasuk sel pada saluran cerna.
Hal ini memicu pelepasan senyawa di otak dan usus yang menyebabkan mual dan muntah hebat. Mual bukan hanya soal rasa tidak nyaman. Mual bisa menurunkan nafsu makan, melemahkan tubuh, bahkan membuat pasien enggan melanjutkan terapi.
Karena itulah, pengendalian mual muntah adalah bagian penting dari perawatan kanker. Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe sudah lama digunakan untuk meredakan perut kembung dan mual. Namun baru dalam dua dekade terakhir, khasiat ini dibuktikan secara ilmiah melalui berbagai studi klinis.
Bukti Ilmiah Manfaat Jahe Menghambat
Pertumbuhan Sel Kanker.
1.Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jahe dapat menghambat proliferasi sel kanker, seperti pada sel kanker.
2.Induksi Apoptosis (Kematian Sel Terprogram)
Senyawa dalam jahe dapat menginduksi apoptosis pada sel kanker, membantu menghilangkan sel-sel kanker yang abnormal.
3. Mengurangi Peradangan
Jahe memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan yang sering terjadi pada pasien kanker.