Di tengah riuh mesin pencacah plastik dan kesibukan maggot yang tak pernah berhenti bekerja, terselip sebuah pesan sederhana: bumi hanya akan pulih bila manusia mau merawatnya.
Dari kampus yang dahulu hanya memandang sampah sebagai sisa-sisa konsumsi, kini lahir sebuah gerakan yang melihatnya sebagai sumber kehidupan baru. Mungkin seperti cinta, yang kadang hadir dari hal-hal kecil dan tak terduga; maka pengelolaan sampah di USU pun tumbuh dari percakapan ringan, lalu menjelma tekad besar yang memberi harapan. Jika maggot saja bisa mengubah sisa konsumsi menjadi nutrisi, bukankah manusia juga bisa mengubah masalah menjadi peluang?
Dari ruang lengang TPST USU, mengudara sebuah pesan dan janji untuk bumi yang lebih bersih, hijau, dan kehidupan yang penuh harapan. (AY)