Cegah Sebelum Terlambat: Membangun Kesadaran Masyarakat terhadap Diabetes Melitus Tipe 2

photo author
- Jumat, 17 Oktober 2025 | 00:04 WIB
Tafrina Ginting, S.Kep, Ns. (Realitasonline.id/Dok)
Tafrina Ginting, S.Kep, Ns. (Realitasonline.id/Dok)

Penulis: Tafrina Ginting, S.Kep, Ns & Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS
(Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara)

Realitasonline.id - Diabetes Melitus Tipe 2 (DM tipe 2) kini menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat Indonesia.

Berdasarkan laporan International Diabetes Federation (2024), lebih dari 19 juta orang Indonesia hidup dengan diabetes, dan separuhnya tidak mengetahui bahwa
mereka mengidap penyakit ini.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa diabetes bukan lagi penyakit lansia, melainkan juga menyerang usia produktif, bahkan remaja.

Baca Juga: Optimalisasi Posyandu Sebagai Sarana Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak

Menurut World Health Organization (2023), diabetes merupakan salah satu dari
empat penyakit tidak menular yang paling mematikan di dunia, dan tren kejadiannya
terus meningkat setiap tahun.

Penyakit ini terjadi karena tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif,
sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat dan menyebabkan gangguan
metabolik yang kompleks.

Apabila tidak dikendalikan, kondisi ini dapat memicu berbagai komplikasi kronik dan
mengancam kualitas hidup.

Komplikasi diabetes sering kali muncul secara perlahan dan tidak disadari. World Health Organization (2023) mejelaskan bahwa kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang dapat merusak pembuluh darah, saraf, dan gangguan organ vital tubuh.

Akibatnya, penderita berisko mengalami penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, dan luka kronik di kaki yang dapat berujung pada amputasi.

Baca Juga: Pemberdayaan Masyarakat: Kunci Kemandirian Kesehatan dalam Perspektif Keperawatan Orem

Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga psikologi dan
sosial ekonomi. Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian diabetes
harus dimulai sedini mungkin.

Perubahan gaya hidup masyarakat modern menjadi faktor utama peningkatan kasus
diabetes. Akitivitas fisik yang berkurang, konsumsi makanan cepat saji yang tinggi
gula dan lemak, serta stress yang tidak dikelola dengan baik, semuanya berkontribusi terhadap risiko diabetes (WHO, 2023).

Kebiasaan merokok dan kurang tidur juga memperburuk kondisi tubuh. Pola makan yang buruk menyebabkan resistensi insulin dan penumpukan lemak berlebih yang
mengganggu metabolisme glukosa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kota Medan Kirim 5 Armada Damkar ke Aceh Tamiang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43 WIB

UMP Sumut 2026 Naik 7,9 Persen Kini jadi Rp3.228.971

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:07 WIB
X