“Kita tidak membatasi diri untuk mediasi tapi yang penting solusinya itu tetap adil layak manusiawi. Itu yang ingin kita harapkan,” sebutnya.
Ali mengungkapkan, pihaknya telah ada memenuhi undangan dari PTPN II. Namun solusi yang mereka berikan jauh dari harapan dan tidak manusiawi.
“Kita sudah pernah memenuhi undangan dari pihak PTPN II untuk diskusi untuk mediasi berdua, tapi ternyatakan solusi yang mereka tawarkan jauh dari yang namanya layak dan manusiawi,” ujarnya.
Dia mengaku, tidak akan melakukan gugatan apabila persoalan ini tidak menemukan titik temunya. Pihaknya akan menunggu gugatan dari PTPN II.
“Kalau melakukan gugatan, alangkah bodohnya kami kalau kami yang mengajukan gugatan kepada pihak PTPN II. Alasan pertama, pensiunanlah yang menguasai objek,” ucapnya.
“Alasan kedua, PTPN II kan memiliki sumber daya yang besar merekakan perusahaan besar, perusahaan raksasa plat merah yang mempunyai modal yang banyak. Pensiunankan cuma mendapatkan uang pensiunan 100 sampai 300 ribu perbulan nggak akan mungkin kita sanggup,” tambah Ali.
Ali menyebutkan, selama ini pensiunan sering mendapatkan teror dari beberapa oknum aparat. Pihak PTPN juga mendatangkan mobil excavator untuk menakut-nakuti para pensiunan ini.
“Dilapangan itu yang kami rasakan pensiunan itu terkesan diteror ada excavator dibelakang rumah walaupun nggak merusak bangunan tapi dimainkan-mainkan. Kemudian ada oknum-oknum militer yang akhir-akhir ini turun mengawal pihak PTPN II itukan bentuk terornya,” pungkas Ali. (AY)