Produk ilmiah yang dihasilkan USU harus memiliki nilai komersialisasi dengan cara melibatkan industri dalam sharing funding dan experiences yang menguntungkan kedua pihak. Untuk mempercepat pelaksanaan transformasi tersebut, sangat diharapkan peran para Guru Besar USU sebagai leader untuk menyemaikan perkembangan keilmuan di Kampus USU yang memberikan dampak terhadap tawaran solusi praktis mengatasi persoalan sosial dan kebijakan publik oleh industri strategis maupun pemerintah serta lembaga komunitas masyarakat, jelasnya.
Menyahuti kebijakan Kemendikbudristek yang telah menetapkan tiga tema riset yang akan mendapatkan prioritas pendanaan, ungkap rektor, yaitu tema blue economy, green economy, dan digital/artificial intelligence, USU mulai membangun kekuatan baru dengan mengoptimalkan seluruh potensi dosen dan Guru Besar dalam menghadapi tantangan tersebut. Yakni menghasilkan produk ilmiah yang memiliki nilai hilirisasi dan komersialisasi, selain tulisan publikasi jurnal dan buku yang memenuhi persyaratan untuk digunakan oleh masyarakat atau mendapat rekognisi internasional. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kerja sama dengan dunia industri.
Program prioritas pertama MBKM yang dilakukan USU adalah men-dekonstruksi, me-rekognisi, dan me-relaksasi kurikulum pembelajaran agar tidak lagi konvensional. Mengundang dosen praktisi dan dunia industri untuk memberikan best experiences kepada para mahasiswa agar lebih cepat beradaptasi mengatasi permasalahan yang sangat sulit diprediksi terjadi secara nyata di masyarakat. Kurikulum kurang relevan lagi jika dianggap sebagai pohon ilmu karena saat ini, setiap permasalahan manusia dan alam pasti menggunakan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu, katanya.
Kurikulum harus dipandang sebagai ekosistem yang saling memberikan pengaruh satu sama lain untuk menjaga keseimbangan kehidupan. USU tengah menggagas disain penyelenggaraan ruang-ruang kelas yang terbuka, agar segala perkembangan ilmu pengetahuan dengan pendekatan berbagai disiplin ilmu dapat memberikan jawaban atas kesulitan masyarakat, sebutnya.
Tujuan penting yang ingin dicapai agar lulusan Universitas Sumatera Utara mampu berkompetisi secara sehat memberikan tenaga dan pikirannya mengatasi masalah kemanusiaan dan berkontribusi untuk kemajuan Indonesia. Lulusan Universitas Sumatera Utara akan cepat terserap dalam dunia kerja dan memberikan kesejahteraan bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, transformasi pengajaran dilakukan untuk melengkapi cara para dosen USU dalam menunaikan tugas pengajaran, ungkapnya.
Sebagian mata kuliah yang diajarkan dalam ruang kelas bukan hanya pembelajaran terstruktur yang berisi mata kuliah wajib program studi, melainkan juga menyediakan pilihan bagi mahasiswa untuk mata kuliah pilihan dengan 8 area pembelajaran MBKM. Sebagai contoh, jelasnya, menetapkan mata kuliah dalam kelas dengan outcome project based learning. Kelas dapat menghasilkan produk ilmiah tertentu yang membawa dua manfaat sekaligus yaitu pertama mahasiswa memiliki satu atau beberapa produk berupa project bisnis proses yang menggunakan platform digital. Kedua, produk tersebut memberikan solusi dari masalah-masalah yang dialami oleh kelompok masyarakat tertentu dalam lingkup lokal, nasional, atau internasional.
Program prioritas kedua, lanjut rektor, adalah matching fund melalui platform Kedai Reka. Setiap rupiah yang diberikan perusahaan kepada universitas untuk riset terapan akan diberikan padanannya oleh Kemendikbudristek. Riset terapan akan dirancang oleh para dosen dan Guru Besar di Universitas Sumatera Utara agar karya ilmiah seperti inovasi bisa cepat digunakan oleh industri. Kolaborasi Universitas Sumatera Utara dengan industri lokal, nasional, maupun internasional terus dilakukan secara massif.
Setiap dosen atau guru besar dari satu perguruan tinggi, yang memiliki hasil riset terapan akan berkompetisi dengan hasil riset terapan dari dosen dan guru besar dari perguruan tinggi lain. Penilai riset terapan yang memiliki keunggulan atau sangat kompetitif itu berasal dari industri yang memenuhi kriteria standarisasi sangat baik serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Oleh karena itu, Universitas Sumatera Utara akan terus memperbanyak tema riset terapan yang berbasis research group dan berkolaborasi dengan industri. Inilah yang disebut sebagai transformasi riset di Universitas Sumatera Utara.