RDP Bayi Korban Malpraktik Di DPRD Sumut Jadi Ajang Adu Mulut, Komisi E Tegur RS Mitra Medika

Medan - Realitasonline.id| Suasana rapat dengar pendapat (RDP) bayi yang diduga menjadi korban program stunting pemerintah di RS Mitra Medika yang digelar di DPRD Sumut malah menjadi ajang adu mulut saling menyalahkan yang akhirnya tidak ada kesimpulan apapun berupa tindakan untuk menolong bayi diduga korban malpraktik tersebut.

RDP yang digelar di DPRD Sumut Rabu 3 Mai 2023 itu dihadiri ketua dan anggota Komisi E DPRD Sumut, pihak RSU Mitra Medika Medan, Dinas Kesehatan Sumut, ARSSI dan orangtua bayi korbandugaan malpraktik program stunting pemerintah. Pada RDP itu Komisi E menekankan agar pihak RSU Mitra Medika Medan membangun komunikasi dengan baik kepada orangtua bayi korban dugaan malpraktik program stunting pemerintah.

Tampak hadir dari pihak RSU Mitra Medika, Direktur Rumah Sakit Mitra Medika dr Syahrial R Anas dan 5 anggota, Ketua ARSSI Sumut dr Beny dan seorang anggota, Kabid Kesmas Dinkes Sumut Hamid Rizal dan 2 anggota. Sedangkan dari pihak keluarga korban hadir Ibnu Sanjaya Hutabarat, ayah bayi dan kuasa hukum Siti Junaida Hasibuan serta keluarga bayi.

Baca Juga: Sempat Batal, Tender Proyek Lapangan Kebun Bunga Medan Akhirnya Dimenangkan PT Permata Anugerah Yalasamudra?

Hadir juga Ketua Umum Margasu Sumut Hasanul Arifin Rambe bersama anggotanya untuk menyaksikan RDP kasus bayi dugaan malpraktik program stunting pemerintah tersebut. Rapat dipimpin Tuahman Purba dan dihadiri anggota Komisi E Anita Lubis dan Megawati Zebua dari Fraksi Golkar.

Anita Lubis mengaku Komisi E bukan lembaga yang bisa mengambil keputusan dalam kasus bayi korban dugaan malpraktik program stunting pemerintah. Komisi E hanya melakukan pengawasan yang nantinya dari hasil rapat tersebut merekomendasikan untuk proses lebih lanjut.

“Yang terpenting dalam pertemuan ini saya rasa pihak rumah sakit harus berkomunikasi dengan baik kepada pihak keluarga korban. Jangan ada lagi saling menyalahkan sana sini, bayi lah yang harus menjadi perhatian utama, ya kondisinya harus terjaga dengan baik sampai pulih sedia kala seperti semula dan dewasanya nanti,” ucap Anita anggota Komisi E.

Baca Juga: Daftar Nama-nama Tim Skuad Timnas Voli Putra Indonesia yang Bertanding di Sea Games Kamboja 2023 Besok

“Jangan sampai satu jadi arang, satunya lagi jadi debu. Masalah ini yang harus dibicarakan sebaik-baiknya. Pihak (RSU) Mitra Medika tolong jangan saling menyalahkan, tidak akan selesai selesai nanti ini masalahnya. Saling menyalahkan tidak baik nanti jadinya, makanya saya tekankan pihak Mitra Medika bangun komunikasi dengan keluarga korban. Bagaimana sebaiknya, begitu saya rasa pasti bisa terjadi komunikasinya,” tandas Anita.

Tuahman Purba pun menyarankan hal yang sama agar penyelesaian masalah RSU Mitra Medika dengan keluarga bayi korban dugaan malpraktik agar diselesaikan dengan cara yang baik baik.

Dari perdebatan di Komisi E tersebut ada kesan dari pihak Dinkes dan ARSSI Sumut berpihak kepada RSU Mitra Medika. Tak ada satupun dari pernyataan mereka yang menyoroti tentang kondisi luka kaki bayi akibat kelalaian kerja dari pihak RSU Mitra Medika.

Baca Juga: Terindikasi Terlibat Parpol, DPRK Bireuen Berhentikan Marzuki dari Anggota Pansel KIP

Dinkes dan ARSSI Sumut malah hanya berbicara tentang peraturan Kemenkes dan rumah sakit. Namun, ketika kuasa hukum Siti Junaida menyampaikan pasal pidana yang bisa menjerat tindakan dugaan malpraktik, pihak ARSSI yang terkesan membela RSU Mitra Medika hanya bisa diam tanpa bisa menjelaskan.

Padahal, luka bakar pada telapak kaki bayi Ibnu Sanjaya Hutabarat sangat nyata dan menjadi fakta adanya tindakan dugaan malpraktik pada korban. (AY)