Medan - Realitasonline.id | Ketika hari raya Idul Adha pastinya tak afdal jika berkumpul dengan keluarga tidak membuat acara makan bersama.
Biasanya, jika sudah berkumpul dengan keluarga besar pastinya ada acara bakar-bakar salah satunya adalah sate.
Karena, jika dibandingkan dengan memasak seperti gulai akan lebih lama dalam mengolahnya.
Baca Juga: Dirut Perumda Tirtanadi Serahkan Sapi Kurban ke Instalasi Pengolahan Air Minum
Jadi, sate merupakan salah satu pilihan keluarga untuk dinikmati bersama karena tidak membutuhkan santan ataupun rempah-rempah yang banyak.
Walaupun demikian, ada hal yang perlu diperhatikan ketika mengolah daging menjadi sate yang nikmat, yaitu arang untuk membakar sate.
Arang merupakan komponen yang paling sering digunakan untuk membakar sate.
Baca Juga: Kapolres Hadiri Launching Gerakan Pangan Murah Serentak di Pelataran Plaza ATC Padangsidimpuan
Tetapi ada sebuah penelitian yang mengatakan bahwa menggunakan bahan bakar padat dalam memasak akan memiliki risiko 12% lebih tinggi akan meninggal karena serangan jantung, stroke ataupun gagal jantung.
Sebagaimana risiko dalam peningkatan 3% untuk setiap 10 tahun seseorang menghabiskan dalam memasak secara teratur di atas api terbuka.
Ketika kita ke negara-negara barat banyak yang masih menggunakan bahan bakar kayu tetapi dalam memasak bara yang digunakan hanya seminggu sekali karena bisa merusak kesehatan.
Penelitian tersebut didasarkan oleh para ilmuwan dari Universitas of Oxford dilansir dari sajiansedap.graid.id bahwasanya di negara barat setengah dari masyarakatnya masih menggunakan bahan bakar padat dalam memasak tetapi pada momen tertentu saja.
Penelitian ini juga menjelaskan bahwa risiko dalam kematian karena penyakit jantung akan meningkat. Maka dari itu, penelitian sebelumnya menyarankan ketika melakukan barbeque harus ada lubang api karena kalau tidak asapnya akan mematikan.