Oleh: Dr Siti Zahara Nasution SKp MNS dan Deddy Wandra Maraksa SKep Ners (Program Studi Magister Ilmu Keperawatan USU)
Hipertensi merupakan masalah utama kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang tinggi di seluruh dunia.
Menurut organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2021) angka kejadian hipertensi di dunia cukup tinggi yaitu 10%.
Di Amerika Serikat, satu diantara tiga orang dewasa mengidap hipertensi, yang umumnya menimbulkan keluhan, walaupun sudah dialami bertahun-tahun.
Sesuai data Riskesdas tahun 2018 di Indonesia, hipertensi merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi sebesar 34,1%.1,2.
Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi di negara berkembang pada tahun 2025, dari jumlah 639 juta kasus di tahun 2000.
Baca Juga: Ustaz Abdul Somad Resmi Dukung Anies Baswedan Sebagai Presiden RI 2024
Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 1,15 miliar kasus di tahun 2025. Sementara, Kalimantan Selatan pada tahun 2018 berada pada posisi pertama dengan 44,1%.
Tekanan darah tinggi terjadi ketika aliran darah mendorong pembuluh darah arteri dengan sangat kuat.
Ini menyebabkan jantung perlu bekerja lebih keras dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi perlu melakukan olahraga.
Dengan olahraga, jantung akan lebih sehat dan tekanan darah akan
menurun sehingga terhindar dari risiko komplikasi hipertensi.
Olahraga memberikan manfaat bagi kesehatan jantung menjadi lebih kuat, sehingga tidak perlu bekerja lebih keras dalam memompa darah.
Baca Juga: Berkah Ikut UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023, Vinto Craft Peroleh Kontrak Ekspor 3000 Unit ke Qatar
Pada kondisi ini, termasuk untuk penderita hipertensi, membuat aliran darah menjadi lancar dan tekanan darah menjadi lebih terkendali.
Selain itu, olahraga secara teratur pun dapat mempertahankan berat badan yang ideal, sehingga terhindar dari obesitas yang merupakan salah satu penyebab hipertensi.