medan

Optimalisasi Posyandu Sebagai Sarana Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak

Kamis, 16 Oktober 2025 | 23:34 WIB
Rahmah Syahfitri, S.Kep., Ns. (Realitasonline.id/Dok)


Penulis: Rahmah Syahfitri, S.Kep., Ns & Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS
(Program Magister Ilmu Keperawatan F.Kep. USU)


Realitasonline.id - Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu program unggulan pemerintah Indonesia yang berfokus pada peningkatan derajat
kesehatan masyarakat, khususnya ibu dan anak (Kirana & Gani, 2023).

Posyandu menjadi wadah pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif, yang dilaksanakan oleh masyarakat untuk masyarakat.

Program ini diinisiasi sebagai bentuk pemberdayaan komunitas agar mampu meningkatkan kesehatan secara mandiri (Alifia, dkk., 2021).

Baca Juga: Pemberdayaan Masyarakat: Kunci Kemandirian Kesehatan dalam Perspektif Keperawatan Orem

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2023),
hanya sekitar 58% Posyandu yang aktif menjalankan kegiatan bulanan
secara rutin.

Hambatan seperti rendahnya partisipasi masyarakat, keterbatasan kader terlatih, kurangnya dukungan fasilitas, serta lemahnya sistem pembinaan menyebabkan potensi besar Posyandu belum termanfaatkan secara maksimal. Hal ini berdampak langsung terhadap capaian indikator kesehatan nasional, termasuk masih tingginya angka kematian ibu dan bayi di beberapa wilayah dengan begitu pendekatan
keperawatan komunitas menjadi sangat penting.

Pendekatan tersebut menempatkan masyarakat bukan sebagai objek pelayanan, melainkan sebagai mitra aktif dalam proses peningkatan kesehatan.

Salah satu teori keperawatan yang relevan dan terbukti efektif untuk diterapkan pada konteks pemberdayaan masyarakat melalui Posyandu ialah Community as Partner Model yang dikembangkan oleh Anderson.

Baca Juga: Pemberdayaan Masyarakat sebagai Kunci Pencegahan Stunting: Dari Komunikasi Menuju Aksi

Model ini menekankan bahwa komunitas merupakan sistem terbuka yang memiliki kemampuan untuk mengenali masalah, menetapkan prioritas, dan melaksanakan tindakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Dalam model ini, tenaga kesehatan berperan sebagai fasilitator dan mitra yang mendukung proses penguatan kapasitas masyarakat (Iswatun, dkk., 2024).

Dapatkah Posyandu bertransformasi menjadi pusat pemberdayaan masyarakat yang mandiri dan berkelanjutan?

Dalam penerapan model ini, Posyandu berfungsi sebagai pusat kegiatan komunitas yang mengintegrasikan aspek kesehatan, pendidikan, dan sosial.

Pada tahap pengkajian, kader Posyandu dan perawat komunitas dapat mengumpulkan data mengenai status gizi balita, cakupan imunisasi, serta jumlah ibu hamil yang aktif melakukan pemeriksaan rutin.

Melalui kegiatan musyawarah desa, masyarakat diajak untuk ikut serta mengidentifikasi masalah dan mencari solusi bersama.

Halaman:

Tags

Terkini

Kota Medan Kirim 5 Armada Damkar ke Aceh Tamiang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43 WIB

UMP Sumut 2026 Naik 7,9 Persen Kini jadi Rp3.228.971

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:07 WIB