Realitasonline.id - Positive thinking dapat menjadi alat yang berharga untuk meningkatkan kesejahteraan dan mencapai tujuan.
Namun, ada perbedaan yang signifikan antara positive thinking yang baik dan toxic positivity, yang justru bisa merugikan. Berikut ulasan perbedaannya:
Positive Thinking yang Baik:
- Fokus pada realitas: Menerima situasi dan tantangan apa adanya sambil mencari perspektif positif.
Baca Juga: Alasan Kenapa INFJ dan ENTP Perfect Match, Jangan Satukan Mereka!
- Pengembangan diri: Berusaha untuk mengatasi tantangan dan meningkatkan diri, bukan sekadar mengabaikan masalah.
- Empati dan pengertian: Menyadari dan mengakui emosi negatif, baik milik sendiri maupun orang lain.
- Ketahanan: Tetap optimis dan gigih menghadapi kendala dan kegagalan.
- Keseimbangan emosi: Menghargai dan mengekspresikan berbagai emosi, tidak hanya emosi positif.
Baca Juga: Awas Dimakan! Ini 3 Tipe MBTI Terkenal Paling Ngeri Kalau Lagi Marah
Toxic Positivity:
- Penyangkalan kenyataan: Mengabaikan atau meremehkan masalah dan emosi negatif.
- Tekanan untuk selalu bahagia: Memaksakan diri untuk selalu ceria dan optimis, bahkan saat menghadapi situasi sulit.
- Kurangnya empati: Menilai emosi negatif sebagai kelemahan dan mendorong orang lain untuk selalu positif.
- Menyalahkan diri sendiri: Melihat kegagalan atau tantangan sebagai kekurangan pribadi dan merasa perlu disalahkan.
Baca Juga: Masalah Rumah Tangga Jangan Sampai Orang Tua Tahu! Ini 3 Alasannya!
- Mengurangi motivasi: Keyakinan bahwa "pikiran positif" secara otomatis akan membawa kesuksesan, sehingga mengabaikan pentingnya usaha dan strategi.
Contoh:
- Situasi: Merasa sedih dan kecewa karena hubungan yang kandas.
- Positive thinking yang baik: "Saya memahami dan menerima kesedihan ini. Ini saat yang tepat untuk fokus pada diri sendiri, belajar dari pengalaman, dan membangun hubungan baru yang lebih baik."
- Toxic positivity: "Jangan sedih! Lihatlah sisi baiknya, kamu sekarang bebas menjalin hubungan baru yang lebih baik!"
Baca Juga: Pernah Buat Keputusan Cut off? Simak Selengkapnya Sebelum Bertindak Lebih Jauh
Dampak:
- Positive thinking yang baik: Meningkatkan kesehatan mental, ketahanan, dan produktivitas.
- Toxic positivity: Dapat menyebabkan stres, kecemasan, rasa bersalah, dan isolasi sosial.
Kesimpulan:
Positive thinking yang baik adalah tentang memandang dunia dengan optimisme sambil tetap realistis dan menerima berbagai emosi.
Baca Juga: Yuk Mundur Yuk: Ini 3 Tanda Kamu Harus Mundur Saat PDKT, Dia Gak Suka Kamu!
Toxic positivity, sebaliknya, berfokus pada memaksa diri untuk selalu bahagia dan mengabaikan realitas yang bisa merugikan kesehatan mental dan hubungan sosial.
Artikel Selanjutnya
Mengungkap Tipe-Tipe Insecure yang Wajib Diketahui, Harus Diwaspadai Karena Berdampak Negatif Jangka Panjang
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.