REALITASONLINE.ID | ‘No one can hurt you without your permission’ (Tak satupun orang yang bisa menyakitimu, tanpa izin darimu), menjadi salah satu pepatah dari Mahatma Gandhi yang kerap dijadikan kalimat penenang bagi psikologi individu yang tengah dilanda masalah penindasan.
Gandhi mengucapkan kata-kata ini selama keterlibatannya dalam pembangkangan sipil, menahan serangan fisik, disiksa dan menahan rasa sakit di sekujur badannya.
Meskipun mengalami rasa sakit yang parah, ia tetap teguh bahwa batinnya selamanya kebal terhadap segala sesuatu yang berbahaya atau menyakiti kecuali ia memberikan izin untuk menerima itu. Kata-kata yang sangat sederhana tetapi sangat dalam maknanya.
Pikirkanlah saat-saat ketika kita terluka secara pribadi di dalam diri. Dalam pengalaman kita sendiri, kita biasa menghubungkan rasa sakit itu dengan merasa seolah-olah pisau telah menembus dada kita, dan lalu menyebabkan pendarahan dan rasa sakit yang teramat sangat.
Namun, dengan merenungkan kata-kata bijak Gandhi, kita dapat mengubah cara pandang kita, membuat kita menyadari bahwa kitalah yang menyebabkan luka pada batin kita melalui tindakan dan perkataan orang lain.
Perlu Anda sadari bahwa jika Anda memberikan izin pada diri Anda untuk disakiti, ini dapat mengakibatkan diri Anda jatuh ke dalam jurang kesengsaraan, bermalam-malam tanpa tidur dan rasa frustrasi dengan dunia dan kehidupan ini.
Tragisnya, meskipun kita menyadari sepenuhnya bahwa alam semesta ini sebenarnya tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap penderitaan kita, malahan kita membiarkannya mempengaruhi kita.
Namun, ada beberapa kasus di mana memberikan izin dianggap dapat diterima, terutama ketika berkaitan dengan orang-orang yang kita sayangi.
Tindakan atau perkataan dari orang-orang yang kita sayangi ini dapat menyebabkan sakit hati karena kepedulian kita yang tulus terhadap mereka.
Hal ini menjadi aspek penting dalam pertumbuhan pribadi dan pendewasaan diri. Belajar dari kesalahan masa lalu dan berbagi wawasan serta pengalaman ini dengan orang lain untuk menghindarkan mereka dari rasa sakit yang tidak perlu adalah bagian penting dari proses ini.
Memahami bahwa kita memegang kendali atas kebahagiaan dan rasa sakit dalam diri kita telah melatih kita secara tidak langsung untuk mengingatkan diri sendiri agar tidak memberikan izin untuk terluka karena ucapan atau tingkah laku orang lain yang sekiranya menyakiti.
Kita mendorong setiap orang yang kita kenal untuk tidak memberikan izin kepada orang lain untuk menyakiti mereka.
Entah itu kekecewaan karena tidak diterima bekerja setelah wawancara, gagal mencapai target penurunan berat badan, atau menyadari kesalahpahaman tentang seseorang, situasi-situasi ini tidak boleh mendikte kebahagiaan emosional kita.
Meskipun lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, melatih keteguhan dengan tantangan-tantangan kecil dapat melatih individu untuk tidak membiarkan kesulitan yang signifikan masuk ke perasaan kita. Ini adalah proses membangun kekuatan diri secara bertahap.