Oleh sebab itu, Indonesia butuh pemimpin yang mampu mengambil langkah secara hati-hati karena posisi strategis yang dimiliki.
Baca Juga: Komplotan Penjahat Ganjal Kartu ATM di Kota Medan Ditangkap, Polda Sumut: Modusnya Pakai Tusuk Gigi
Prabowo, sebagai sosok yang paham geopolitik, telah menekankan bahwa Indonesia tidak akan memihak kedua negara adidaya tersebut.
Sementara, Ganjar dinilai belum memiliki riwayat kinerja yang baik. "Ganjar, dalam melakukan kebijakan, kinerjanya di daerah belum baik. Pada tahun pertama sebagai gubernur, para petani berpaling darinya, mengkritiknya karena kekurangan pupuk serta lebih mengutamakan industri dan bisnis besar dibandingkan lingkungan maupun kepentingan petani," imbuh Flanakin.
Ia pun menyoroti posisi Ganjar yang menolak untuk menjadi tuan rumah tim Israel pada Piala Dunia FIFA U20.
Baca Juga: Walikota Medan Penuhi Janji, 3 Jembatan Selesai Dibangun Dinas SDABMBK, Tapi Lalu Lintas Tetap Macet
Penolakan itu mayoritas ditanggapi dengan ketidaksukaan dari generasi muda dan menyebabkan kerugian sekitar $250 juta karena biaya renovasi lokasi dan hilangnya potensi pemasukan dari pariwisata.
Kemudian Anies Baswedan, dinilai memilih untuk memainkan peran agama untuk menarik basis suara.
Selain itu, penampilannya saat debat capres pertama dinilai unggul karena mengkritik dan bukan karena rencana kebijakan yang ia sampaikan.
"Latar belakangnya sebagai dosen membantunya untuk meraih prestasi yang baik dalam debat presiden pertama, namun hal ini terutama disebabkan oleh kritiknya terhadap orang lain, bukan karena kekuatan kebijakannya sendiri," ujar Flanakin.