Realitasonline.id - Sindrom Peter Pan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang dewasa yang menunjukkan perilaku kekanak-kanakan. Istilah ini diambil dari tokoh Peter Pan dalam novel karya J.M. Barrie.
Peter Pan adalah seorang bocah laki-laki yang menolak untuk tumbuh dewasa dan memilih untuk tinggal di Neverland, dunia fantasi di mana dia bisa bermain dan bersenang-senang tanpa tanggung jawab.
Baca Juga: Ruminasi: Kecenderungan Mengingat Kenangan Buruk di Masa Lalu
Orang-orang dengan sindrom Peter Pan seringkali memiliki ciri-ciri berikut:
- Menolak tanggung jawab: Mereka seringkali menghindari tanggung jawab dan kewajiban dewasa, seperti pekerjaan, hubungan, atau keuangan.
- Menyukai kesenangan: Mereka lebih fokus pada kesenangan dan kesenangan daripada tujuan atau pencapaian.
- Merasa tidak nyaman dengan perubahan: Mereka seringkali merasa tidak nyaman dengan perubahan atau tantangan baru.
- Memiliki kepribadian yang narsisistik: Mereka seringkali memiliki kepribadian yang narsisistik dan berpikir bahwa mereka lebih baik daripada orang lain.
Baca Juga: Fonofobia: Ketakutan Berlebihan Terhadap Suara Keras
Penyebab sindrom Peter Pan belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa ahli berpendapat bahwa sindrom ini dapat disebabkan oleh:
- Pengalaman masa lalu yang traumatis atau negatif: Pengalaman masa lalu yang negatif, seperti pelecehan atau pengabaian, dapat membuat seseorang tidak ingin tumbuh dewasa dan menghadapi tanggung jawab.
- Faktor genetik: Faktor genetik juga dapat berperan dalam perkembangan sindrom Peter Pan.
- Karakteristik kepribadian: Orang-orang dengan kepribadian yang narsisistik atau perfeksionis lebih rentan terhadap sindrom Peter Pan.
Sindrom Peter Pan dapat berdampak negatif pada kehidupan seseorang, antara lain:
- Masalah hubungan: Orang-orang dengan sindrom Peter Pan seringkali kesulitan membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat.
- Masalah karier: Orang-orang dengan sindrom Peter Pan seringkali kesulitan mencapai kesuksesan dalam karier mereka.
- Masalah kesehatan: Sindrom Peter Pan dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan gangguan makan.
Baca Juga: Efek Zeigarnik: Kegelisahan Tak Tertahankan Jika Ada Tugas dan Ingin Cepat Tuntas!
Jika Anda merasa memiliki sindrom Peter Pan, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya, antara lain:
- Cari tahu penyebabnya: Langkah pertama untuk mengatasi sindrom Peter Pan adalah mencari tahu penyebabnya. Setelah Anda mengetahui penyebabnya, Anda dapat mulai mengembangkan strategi untuk mengatasinya.
- Dapatkan dukungan: Berbicara dengan orang yang Anda percayai tentang perasaan Anda dapat membantu Anda merasa lebih baik.
- Berlatih keterampilan hidup: Berlatih keterampilan hidup, seperti manajemen waktu, resolusi konflik, dan pengambilan keputusan, dapat membantu Anda menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab.
- Dapatkan terapi: Jika Anda merasa kesulitan untuk mengatasi sindrom Peter Pan sendiri, Anda dapat mencari bantuan profesional. Terapis dapat membantu Anda memahami akar masalah Anda dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya.(Ayaa)***