Realitasonline.id - Pernahkah Anda merasa tidak nyaman atau bahkan terpuruk setelah menghabiskan waktu dengan seseorang yang seharusnya menjadi teman dekat? Jika ya, Anda mungkin sedang berada dalam persahabatan beracun (toxic friendship).
Persahabatan yang sehat seharusnya saling mendukung, mendorong, dan membuat kita merasa lebih baik.
Namun, persahabatan beracun justru memiliki dampak sebaliknya. Kenali ciri-cirinya dan bagaimana menghadapinya:
Baca Juga: Astraphobia: Ketakutan Berlebih Pada Suara Petir
Ciri-ciri Toxic Friendship:
- Menurunkan rasa percaya diri: Teman Anda sering mengkritik, merendahkan, atau membandingkan Anda dengan orang lain, membuat Anda merasa tidak mampu dan tidak berharga.
- Manipulasi dan drama: Teman Anda sering memanipulasi Anda untuk melakukan sesuatu yang Anda tidak inginkan, menciptakan drama, atau menjadi pusat perhatian.
- Tidak ada timbal balik: Hubungan ini terasa berat sebelah, Anda selalu memberi lebih banyak usaha, waktu, dan dukungan, tanpa menerima hal yang sama dari mereka.
- Batasan dilanggar: Teman Anda tidak menghormati batasan pribadi Anda, terus menerus mencampuri urusan, atau bahkan posesif.
- Ketergantungan yang tidak sehat: Hubungan ini terasa "harus dipertahankan" meskipun menyakitkan, karena takut kehilangan teman atau merasa sendirian.
Dampak Toxic Friendship:
- Kesehatan mental terganggu: Rasa cemas, depresi, dan harga diri rendah bisa muncul akibat berada dalam lingkungan yang tidak mendukung.
- Hubungan lain terabaikan: Fokus pada persahabatan yang tidak sehat bisa mengabaikan hubungan penting lainnya dengan keluarga atau teman lain.
- Keputusan keliru: Manipulasi dan tekanan dari teman bisa membuat Anda mengambil keputusan yang merugikan.
Menghadapi Toxic Friendship:
- Kenali ciri-cirinya: Langkah pertama adalah menyadari dan menerima bahwa Anda berada dalam persahabatan yang tidak sehat.
- Komunikasi terbuka: Cobalah komunikasikan perasaan Anda dengan jujur dan jelas kepada teman Anda, sampaikan batasan yang perlu dihormati.
- Evaluasi ulang hubungan: Apakah teman Anda mau mendengarkan dan berusaha memperbaiki diri? Jika tidak, mungkin inilah saatnya untuk melepaskan.
- Cari dukungan: Bercerita kepada teman lain yang dipercaya atau mencari bantuan profesional untuk mendapatkan dukungan emosional dan strategi menghadapi situasi ini.
- Fokus pada diri sendiri: Prioritaskan kesejahteraan diri Anda sendiri. Habiskan waktu dengan orang-orang yang positif dan suportif, lakukan kegiatan yang Anda sukai, dan perkuat rasa percaya diri.
Baca Juga: Nyctophobia: Penyebab Si Anak Takut Gelap
Memutuskan persahabatan, meskipun sulit, bisa menjadi keputusan yang sehat dan berani untuk kebahagiaan dan kesehatan mental Anda.
Anda berhak mendapatkan hubungan yang saling menghargai, mendukung, dan membuat Anda merasa lebih baik. Jangan ragu untuk mencari bantuan dan prioritaskan diri Anda sendiri.(Ayaa)***
