“Mengingat serangan militer AS menghindari serangan langsung terhadap Iran, kami pikir perundingan gencatan senjata Israel-Hamas akan memiliki efek yang lebih dominan – sehingga mengurangi ketegangan di Timur Tengah,” kata analis komoditas Commonwealth Bank, Vivek Dhar, dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.
“Pasar minyak kemungkinan akan merespons dengan terus mengurangi risiko gangguan pasokan di Timur Tengah,” paparnya.
Dhar menambahkan bahwa hal ini kemungkinan akan menjaga harga minyak Brent berjangka di bawah US$ 80 per barel.
Pada hari Jumat, Departemen Kehakiman AS mengumumkan tuduhan penghindaran sanksi dan penyitaan terkait dengan jaringan perdagangan minyak yang disebut mendanai Korps Garda Revolusi Islam Iran.
AS menyita lebih dari 520.000 barel minyak Iran yang dikenai sanksi di atas kapal tanker minyak mentah Abyss, yang berlabuh di Laut Kuning dalam perjalanan ke Tiongkok.
Iran menargetkan penjualan minyak sebesar 1,35 juta barel per hari untuk tahun Iran mulai Maret 2024. Menurut perkiraan Badan Energi Internasional, angka ini sekitar 1,3% dari 103,5 juta barel per hari pasokan global.
Di Rusia, dua drone penyerang Ukraina menyerang kilang minyak terbesar di selatan negara itu pada hari Sabtu, kata sebuah sumber di Kyiv kepada Reuters.
Ini adalah serangan terbaru dari serangkaian serangan jangka panjang terhadap fasilitas minyak Rusia yang telah mengurangi ekspor nafta Rusia, bahan baku petrokimia.
Lukoil, pemilik kilang Volgograd berkapasitas 300.000 barel per hari, kemudian mengatakan pabrik tersebut berfungsi seperti biasa.
Di AS, pasokan listrik di kilang minyak BP yang berkapasitas 435.000 barel per hari di Whiting, Indiana, telah pulih pada tengah hari pada hari Jumat.
Tetapi sumber mengatakan BP belum menetapkan tanggal untuk memulai kembali pabrik tersebut.***