Sulitnya balita untuk makan bisa menyebabkan kurang nutrisi dan
stunting.
Oleh karena itu, apabila nafsu makan balita diperbaiki, stunting dapat dicegah dan tidak terlanjur parah.
Penelitian di Gunungkidul menyebutkan bahwa madu sangat bermanfaat untuk meningkatkan frekuensi makan pada balita.
Pemberian madu murni yang setara dangan 15 gram per hari selama seminggu dapat meningkatkan frekuensi makan pada anak usia 3-5 tahun.
Madu memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik bagi manusia. Setiap 100 gram madu mengandung 294 kalori yang terdiri dari karbohidrat, vitamin, mineral, dan berbagai enzim.
Vitamin dan mineral ini sangat penting untuk mencegah penyakit infeksi pada bayi dan balita.
Selain itu, asam folat dan mineral yang terkandung di dalam madu
juga penting untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil.
Satu ekor lebah dalam sehari dapat mengeluarkan 10 gram madu dan dapat terbang pulang pergi sebanyak 60 kali dalam sehari.
Karena berasal dari tanaman dan diolah di dalam perut lebah, madu dapat dipandang sebagai produk nabati sekaligus hewani sekaligus.
Keistimewaan ini mirip dengan susu yang diperoleh dari hewan mamalia.
Dibandingkan susu yang rentan menimbulkan alergi dan diare, madu sama sekali tidak menimbulkan kedua efek samping itu.
Madu juga bisa diencerkan dengan air hangat agar lebih mudah dicerna oleh bayi maupun balita.
Sumber: NU online