Realitasonline.id | Sifat malu atau hayaa merupakan salah satu karakteristik utama yang menjadi bagian integral dari iman. Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada umatnya bahwa hayaa adalah bagian dari iman mereka.
Hadis ini ditemukan dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim dan dipercayai oleh banyak ulama.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya Rasa malu adalah bagian dari iman. Seorang Muslim yang memiliki rasa malu yang kuat akan cenderung menghindari perilaku yang tidak pantas, tidak bermoral atau dosa.
Kita sekarang hidup di zaman, yang menunjukkan manusia benar-benar lebih sesat dibandingkan dengan binatang. Jadi hal yang umum maraknya kasus-kasus seperti, seorang ayah yang membunuh anaknya, korupsi, pemerkosaan, penipuan, para wanita yang suka mengumbar auratnya, mengumbar kata-kata kotor dan lain-lain.
Baca Juga: Melawan Rasa Malu Berlebihan: Membuka Jalan Menuju Perkembangan Diri
Hal ini disebabkan karena hilangnya rasa malu pada diri seseorang. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus senantiasa memelihara dan menjaga rasa malu dengan hati-hari, baik dalam ucapan maupun perbuatan.
Definisi malu dari segi bahasa adalah al hayaa yang artinya menahan diri dari melakukan sesuatu dengan alasan takut akan celaan dari orang lain.
Sedangkan secara istilah malu adalah salah satu akhlak terpuji yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan yang jelek dan menahan dirinya dari merampas hak orang lain.
Bentuk rasa malu dalam Islam terbagi menjadi 3:
1.Malu kepada Allah.
Artinya seseorang yang memiliki rasa malu kepada Allah , maka ia akan berusaha untuk meninggalkan segala sesuatu yang dibenci oleh Allah SWT dan mengerjakan segala sesuatu yang dicintai oleh Allah.
Sifat malu kepada Allah akan mengantarkan pemiliknya malu untuk berbuat dosa, karena sifat muraqabatullah yaitu sifat merasa selalu terikat oleh Allah dalam setiap kondisi kapanpun dan dimanapun.
Baca Juga: Gegara Julukan Ini Muncul Rasa Malu? Ustaz Handy Bonny: Jomblo Must be Strong
2.Malu kepada diri sendiri.
Artinya seseorang harus mempunyai rasa malu pada dirinya sendiri. Malu kepada diri sendiri berarti malu ketika ingin melakukan kesalahan tatkala sendiri.
Sehingga ketika memiliki niat untuk berbuat dosa tatkala sendiri, malu karena menahan diri untuk melakukannya.
3.Malu kepada orang lain.
Artinya tidak hanya malu kepada Allah dan diri sendiri, kita harus memiliki malu kepada orang lain.