Realitasonline.id | Spoon Theory adalah analogi yang diciptakan oleh Christine Miserandino untuk membantu orang-orang yang tidak memiliki penyakit kronis memahami bagaimana penyakit tersebut dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Analogi ini menggunakan sendok sebagai representasi energi yang dimiliki seseorang.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Setiap orang memiliki jumlah sendok yang berbeda. Jumlah sendok ini mewakili jumlah energi yang dimiliki seseorang pada hari tertentu. Orang dengan penyakit kronis mungkin memiliki jumlah sendok yang lebih sedikit dibandingkan orang yang sehat.
Melakukan aktivitas membutuhkan sendok. Setiap aktivitas, mulai dari bangun tidur, mandi, hingga bersosialisasi, membutuhkan sejumlah sendok. Aktivitas yang lebih berat membutuhkan lebih banyak sendok.
Ketika seseorang kehabisan sendok, mereka tidak dapat melakukan apa-apa lagi. Ini dapat menyebabkan kelelahan, frustrasi, dan perasaan terisolasi.
Tujuan Analogi Spoon Theory:
Meningkatkan kesadaran tentang penyakit kronis. Analogi ini membantu orang-orang yang tidak memiliki penyakit kronis untuk memahami bagaimana penyakit tersebut dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Membantu orang dengan penyakit kronis untuk mengelola energi mereka. Dengan melacak berapa banyak sendok yang mereka gunakan untuk setiap aktivitas, mereka dapat belajar untuk memprioritaskan aktivitas mereka dan menghindari kelelahan.
Mendorong empati dan pengertian. Analogi ini dapat membantu orang-orang dengan dan tanpa penyakit kronis untuk lebih memahami satu sama lain dan membangun hubungan yang lebih kuat.
Contoh Penerapan Spoon Theory:
Seseorang dengan lupus mungkin memiliki 10 sendok pada hari yang baik. Mereka mungkin menggunakan 2 sendok untuk bangun tidur, 1 sendok untuk mandi, 3 sendok untuk pergi bekerja, dan 4 sendok untuk bersosialisasi.