Business model Mixue kini sudah beralih dari Food and Beverage (F&B) company menjadi supply chain company. Apa perbedaannya?
F&B company umumnya menitikberatkan fokus mereka pada penjualan produk. Sementara itu supply chain company berfokus pada penjualan bahan dan alat yang digunakan untuk produksi.
Mixue berusaha memperbanyak cabang agar semakin banyak pemilik gerai yang membeli bahan baku dan mesin yang sama.
Semakin banyak jumlah produk yang dipesan, maka semakin murah harga yang akan didapatkan oleh Mixue.
Dengan demikian, mereka tetap bisa menjual es krim murah tanpa mengurangi komposisi bahan baku. Jadi, es krim yang dijual tetaplah enak meski dibanderol dengan harga terjangkau.
4. Jalankan economic of scale
Bisnis model Mixue ini merupakan economic of scale, yaitu pesan dalam jumlah banyak sehingga harga modal menjadi makin murah dan keuntungan semakin besar.
Model bisnis inilah yang membuat Mixue kian melejit. Kunci suksesnya ada pada supply chain management yang diterapkan, yakni pendistribusian alat dan bahan baku yang terus mengalir ke gerai-gerai di berbagai negara.
5. Sistem Franchise Tanpa Bagi Hasil
Mixue juga menerapkan sistem Franchise yang cukup menarik. Gerai Mixue yang tersebar di berbagai daerah bukan dimiliki langsung oleh Mixue, melainkan milik individu atau kelompok pengusaha lokal.
Gerai-gerai tersebut mereka kelola tanpa mesti membagi hasil penjualan sepeser pun kepada Mixue.
Namun dengan model bisnis supply chain company yang sudah diterapkan, tentunya Mixue sudah membuat mitra-mitra mereka bergantung soal pengadaan bahan baku, kemasan, dan mesin pengolah.
Dengan kata lain, para mitra akan terus mengandalkan keberlangsungan produksinya pada pihak Mixue.
Adalah hal yang sangat berisiko jika pemilik gerai Mixue beralih ke supplier lain, karena hal itu bisa berdampak pada harga dan kualitas produk atau bahkan pembatalan kerjasama.