Jemaah Haji Diimbau Tak Berlebihan Gunakan Lakban pada Barang Bawaan, Ternyata ini Alasannya

photo author
- Rabu, 15 Mei 2024 | 13:52 WIB
Kadaker Bandara Abdillah.
Kadaker Bandara Abdillah.

Realitasonline.id - Madinah | Kepala Daker Bandara Abdillah mengimbau jemaah haji menghindari penggunaan selotip atau “lakban” secara berlebihan pada barang bawaan yang disimpan di koper bagasi atau kabin. Sebab, berpotensi dibongkar pihak petugas di Bandara.

“Mohon jemaah haji jangan menggunakan selotip berlebihan di barang bawaan. Sebab, hal tersebut mengundang kecurigaan petugas pemeriksaan barang di X Ray Bandara Arab Saudi. Kejadian ini hampir terjadi di semua kloter yang mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah,” ungkap Abdillah di Madinah, Selasa (14/5/2024).

Meski barang yang dibawa jemaah haji bukan barang berbahaya (misalnya, mie instant, baju, sandal dan makanan kering), tapi karena diselotip secara berlebihan, akhirnya berujung tas dan koper dibuka petugas bandara. Ini bisa menghambat proses pergerakan jemaah lainnya.

 

Baca Juga: Alasan Butuh Lebih Banyak Masukan, Ketua Pansus DPRD Medan Ini Minta Perpanjangan Masa Kerja Padahal Sudah Kunker ke Bandung

 

Dilansir dari Kemenag.go.id, Rabu (15/5/2024), Kadaker Bandara juga meminta jemaah untuk memegang dan mengamankan paspornya masing-masing, dan jangan sampai hilang. Jemaah diminta tidak menitipkan paspor kepada orang lain, meski orang dekat. Jika sampai hilang, itu bisa menghambat proses pergerakan.

 

"Paspor adalah identitas diri jemaah yang sangat penting. Jangan dititipkan ke orang lain, tetap dipegang masing-masing," ujarnya di Terminal internasional khusus haji Bandara AMMA Madinah, Selasa (14/5/2024).

 

Baca Juga: Seorang Wanita di Deli Serdang Depresi Ditinggal Mati Suami, Berkelakuan Aneh Bikin Kendi hingga Penuhi Rumah, Ngaku Diperintah Megawati Soekarnoputri

Pesan ini disampaikan menyusul kejadian ada paspor jemaah yang hilang pada kedatangan 13 Mei 2024, sehingga keberangkatan dari bandara ke hotel tertunda. Jemaah yang bersangkutan juga harus menjalani proses imigrasi yang rumit.

Dia harus menunggu selama dua jam di imigrasi untuk penerbitan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) sebagai pengganti paspor. Jemaah tersebut akhirnya ditinggal rombongan yang sudah terlebih dulu menuju hotel.

"Kehilangan paspor akan menyulitkan jemaah," jelas Abdillah. Oleh karena itu, dia mengharapkan jemaah selalu berhati-hati dan menjaga paspornya dengan baik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iin Prasetyo

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X