Baca Juga: Misteri Siluman Penjaga Harta Karun Peninggalan Kerajaan Majapahit di Gunung Suket
Pak Harto waktu itu tidak yakin apa yang diucapkan Ki Ageng Bustami itu benar. Selanjutnya, pada Habibie juga Ki Bustami berkata sama, tapi Habibie juga sama dengan Pak Harto, tidak bereaksi karena tidak percaya soal pendapat itu.
"Kini para demit dan iblis sudah naik ke darat dan kembali menguasai gunung dan siap menghancurkannya karena dendam dan amarah!" tegas Ki Ageng.
Ketika ditanya soal cara mengatasi bencana agar tidak berlanjut, Ki Ageng menggelengkan kepala. Artinya, kemarahan para demit itu tidak dapat dicegah, kecuali atas kehendak Allah SWT.
Karena itu ia menghimbau, marilah kita beramai-ramai bermunajat pada Yang Maha Esa secara nasional agar para demit tidak meneruskan usaha penghancuran itu.
Atau marilah kita berpatungan secara nasional membeli puluhan ribu domba untuk persembahan pada para demit agar kembali ke laut.
Kita harus mem buat kontrak baru dengan mereka, lewat tumbal dan jimat-jimat baru untuk meminjam tanah kekuasaan mereka yang namanya gunung-gunung di Pulau Jawa.
Sekarang tinggal pilih, kita mau memberikan nyawa domba-domba atau nyawa manusia yang dimatikan lewat ledakan sembilan gunung di Pulau Jawa ini, tambah Ki Ageng Bustami Prawirodirjo.
Apa yang dipaparkan oleh Ki Ageng Bustami mengingatkan kita pada cerita mengenai sebuah negeri yang dihancurkan Tuhan. Negeri itu bernama Atlantik.
Menurut kisahnya, sebagian besar pelarian bangsa Atlantik pindah ke Pulau Jawa, dan mereka ini melanjutkan tradisi ilmu hitamnya dengan bersekutu dengan makhluk halus, sehingga merekapun akhirnya berubah menjadi iblis-iblis yang ganas.
Apakah ini yang dihancurkan oleh para utusan Sultan Alqalba seperti pada kisah di atas? (9186)
