Saat Pulau Jawa yang masih kosong dan siap dihuni oleh warga Rum, Kanjeng Sultan Alqlbah penguasa Rum membuat perjanjian keramat dengan para demit. Apakah isi perjanjian itu?
Realitasonline.id| Pada tahun 437 M, Pulau Jawa (konon) masih kosong. Daerah ini hanya dihuni demit, iblis, binatang buas dan pohon-pohon.
Kanjeng Sultan Alqalbah yang memerintah negara Rum (Irak?) mendapatkan bisikan gaib berdasarkan cipta sasmita. Dia diminta untuk mengisi pulau-pulau yang kosong yang belum ada manusianya.
Kanjeng Sultan diperintahkan bisikan gaib itu agar mencari pulau kosong di daerah tenggara negeri Rum. Patih yang diutus menemukan satu pulau kosong yang belakangan dikenal sebagai Pulau Jawa.
Setelah mendapat laporan, Kanjeng Sultan mengirim 20 ribu keluarga Rum dengan alat-alat lengkap datang ke Kepulauan Jawa.
Dengan perahu ala kadarnya mereka mendarat di pantai utara Pulau Jawa dan masuk ke pedalaman Gunung Kendeng, anak bukit Gunung Kanda di daerah Wonokerto.
Sesampainya di sana rombongan besar itu diganggu oleh iblis dan dedemit penghuni Kendeng. Hutan yang mereka babat tak bisa menghasilkan apa-apa.
Selain para penghuni gaib itu marah, mereka juga murka karena daerah mereka dinjak tanpa ijin. Saking marahnya iblis dan dedemit menyebarkan penyakit dan mengerahkan kekuatan binatang buas untuk memakan manusia dari negeri Rum itu.
Maka itu, 19,980 dari 20 ribu orang itu mati secara mengenaskan. Ada yang tubuhnya hancur dimakan binatang buas, ada yang mati karena penyakit misterius yang ganas.
Baca Juga: Wangsit Dibalik Misteri Meletusnya Gunung Gunung di Jawa
Dengan susah payah 20 keluarga yang tersisa kembali lagi ke negeri Rum. Kanjeng Sultan sangat prihatin dan bersedih akan peristiwa yang menimpa rakyatnya itu.
Tapi Kanjeng Sultan tidak merasa putus asa. Maka dikumpulkannya para pandita yang cerdik dan pandai serta mempunyai ilmu sakti mandraguna untuk membuat kias-kias, jimat dan tumbal di daerah Jawa.