Mata Uang Garuda Kembali Masuk Zona Pelemahan di Kisaran Rp16.400 Per Dolar AS

photo author
- Sabtu, 22 Juni 2024 | 12:37 WIB
Mata Uang Garuda Kembali Masuk Zona Pelemahan di Kisaran Rp16.400 Per Dolar AS
Mata Uang Garuda Kembali Masuk Zona Pelemahan di Kisaran Rp16.400 Per Dolar AS

realitasonline.id - Perdagangan selama sepekan bulan Juni 2024 ini Rupiah masih dalam tren negatif. Mata uang garuda kembali masuk zona pelemahan di kisaran Rp 16.400 per dolar Amerika Serikat (AS).

Melansir dari data Bloomberg diperdagangan Jumat (21/6), rupiah spot pekan ini ditutup pada level Rp 16.450 per dolar AS atau menjadi level terburuk sejak Maret 2020. Dalam sepekan, rupiah spot melemah sekitar 0,23% dan melemah sekitar 0,12% secara harian.

Disisi lain,pergerakan di pasar spot, Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) terpantau ikut melemah. Jumat (21/6), Rupiah jisdor ditutup pada posisi Rp 16,458 per dolar AS, melemah sekitar 0,51% secara mingguan dan 0,23% secara harian.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencermati, pelemahan rupiah hari ini masih dilatarbelakangi oleh sentimen dari Tiongkok yang belum mereda.

Ternyata, nilai tukar di kawasan Asia cenderung bergerak mixed dengan Baht Thailand terapresiasi paling tinggi, sedangkan Won Korea Selatan terdepresiasi paling dalam.

Pasar Asia kelam di sepanjang minggu ini akibat kebijakan Peoples Bank of China (PBoC) yang melakukan fixing reference rate harian yang lebih lemah dari perkiraan.

Sehingga, wajar Rupiah terkena dampaknya dengan pelemahan sekitar 0,23% dalam sepekan.

“Sepanjang pekan ini, Rupiah cenderung melemah sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian di kawasan Asia,” imbuh Josua.

Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong menilai, pelemahan rupiah pekan ini berkaitan dengan tekanan dari solidnya dolar AS.

The Greenback menguat seiring pernyataan hawkish para pejabat The Fed yang mengabaikan data ekonomi AS sebenarnya telah membaik.

Rupiah sempat menguat pada Rabu (19/6) ke posisi Rp16.365 per dolar, karena data neraca perdagangan Indonesia yang lebih kuat dengan surplus US$2,93 miliar pada Mei 2024.

Hanya saja, sikap Bank Indonesia (BI) yang tidak mengindikasikan kenaikan suku bunga berbalik menekan rupiah pada Kamis dan Jumat.

Sebagai catatan, perdagangan rupiah pekan ini hanya berlangsung 3 hari yakni tanggal 19, 20, 21 Juni 2024. Hal itu karena berkenaan dengan libur perayaan idul Adha di awal pekan pada 17 dan 18 Juni 2024.

“Ekspektasi bahwa BI sudah tidak akan menaikkan suku bunga berbalik menekan rupiah,” ujar Lukman.

Lukman menuturkan, absennya data ekonomi penting dari domestik, maka investor akan mengantisipasi data inflasi Price Consumption Expenditure (PCE) AS untuk pekan depan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Cut Yuli

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X