Di dalam kotak dekat bagian pembuka dan penutup, diberi penyekat kayu atau frame berukuran 40,2 cm, dengan tebal 1 cm, posisi menyamping. Dengan begitu, lebah akan membuat sarang di bawah sekatan kayu.
“Kalau sesuai pedoman yang ada, ukurannya segitu. Tapi bisa kurang, bisa juga lebih,” tambah pria yang selain bertani di lahan miliknya, juga bekerja mengurus lahan pertanian di Wulenpari.
Sejauh ini, Sugeng membudidayakan lebah lokal sejenis cerana. Kondisi banyaknya pohon jati, juga berpengaruh terhadap jumlah koloni lebah yang berdatangan.
“Kalau banyak tanaman, terutama pohon jati, nggak perlu ngasih makan. Cukup ngasih tempat. Lebah-lebah itu akan menghasilkan madu. Jadi tanpa harus membiayai,” ujar Sugeng.
Termasuk sarang/tempat madu/propolis, serta anakan, secara otomatis, koloni lebah memproduksi semua itu.
“Tapi gini, dari 9 frame yang disediakan, nggak semuanya digunakan bersarang. Sekitar 6-7 frame, tergantung lebah tersebut lebih suka mepet ke kanan, kiri, atau bahkan mojok,” ujar Sugeng sembari memperlihatkan kotak yang masih kosong serta yang sudah berisi lebah.
Datangnya lebah berdasarakan musim, yakni penghujan. Lebih seringnya, pada peralihan musim dari kemarau ke penghujan.
Sebab, semula para lebah tinggal di lubang-lubang tanah sehingga mudah kehujanan. Akhirnya, mereka pindah dan mencari tempat baru.
“Ketika musim penghujan, lebah yang berdatangan terhitung cepat. Memasang kotak kosong belum ada sebulan saja, sudah pada berdatangan,” ucap Sugeng.
Sekalinya datang ke tempat tinggal baru, ada sekitar 2000-3000 lebah/koloni. Umumnya, setiap koloni terdapat 1 ratu.
Namun, tidak menutup kemungkinan, dalam satu koloni terdapat 2 ratu. Ketika terjadi demikian, maka perlu dipecah menjadi dua koloni.
“Selain harus selalu mengamati, juga ribet,” kesahnya.
Sejauh ini, Sugeng belum pernah memecah satu koloni menjadi dua. Sebab dia belum banyak belajar tentang itu.
Yang pernah dilakukannya sebatas membawa pulang sarang koloni lebah dan memindahkannya ke kotak. Ia juga banyak belajar cara agar tidak mudah disengat saat memindahkan.
Meskipun begitu, Sugeng tetap mencoba menjelaskan sepengetahuannya. Yakni, sebelum memecah koloni yang di dalamnya terdapat 2 ratu, terlebih dahulu harus mengamatinya secara rutin, tiga hari sekali.