Misteri Kidung Naga Dunia Ramalkan Pulau Jawa Jadi Tempat Pelarian Manusia karena Dikejar Api dari Barat

photo author
- Rabu, 10 Juli 2024 | 21:22 WIB
Ilustrasi gambar kidung naga yang ramalkan Pulau Jawa jadi tempat pelarian manusia. (Realitasonline.id/Dok)
Ilustrasi gambar kidung naga yang ramalkan Pulau Jawa jadi tempat pelarian manusia. (Realitasonline.id/Dok)

Artikel ini diangkat berdasarkan tulisan panjang karya seorang tokoh supranatural Indonesia yang tidak ingin namanya dipublish. Dia menukilkan sebuah raamalan tentang Pulau Jawa (Indonesia?).


Realitasonline.id| Sebuah tulisan seorang tokoh waskita dari hasil konteplasinya menyebutkan bahwa Pulau Jawa (Indonesia?) pada suatu ketika akan menjadi tempat manusia melarikan diri karena dikejar api dari Barat, diancam asap (radio aktif) selama 44 hari.

Berikut ini nukilan tulisan yang bersumber dari hasil kontemplasi tersebut.

Menurut keterangan para waskita, di Pulau Jawa konon hidup seorang tokoh bernama Hyang Megantara.

Dia dinamakan demikian oleh mereka yang kebetulan berjumpa dengannya di celah-celah perjalanannya dari gunung ke gunung.

Mungkin awal nama Mega yang dilekatkan kepadanya itu disesuaikan dengan warna jubahnya yang seperti warna mega ketika menjelang Maghrib, jingga dan ketembaga-tembagaan.

Untuk berjumpa dengannya, sungguh suatu hal yang teramat sulit sebab tempat tinggalnya selalu berpindah-pindah.

Terkadang orang mengatakan bahwa dia ada di tengah-tengah Selat Sunda, tepatnya di goa Sanghyang.

Baca Juga: Kisah Nyata Romantika Misteri: Santet Kiriman, Mata Suamiku Jadi Korban

Terkadang ada yang melihatnya di kaki Gunung Krakatau. Namun tidak jarang pula dijumpai orang di goa Langse, atau di Parangtritis.

Jika sedang maujud, penampilannya pun terkadang berubah-ubah. Di suatu saat ia dijumpai orang seperti gelandangan yang terlantar.

Di saat lain bahkan ada yang menganggapnya sedeng alias kurang waras. Pada bulan Haji, konon ia sering dilihat orang berada di atas Batu Masjid yang terletak di ujung Cagar Alam Ujung Kulon.

Tak seorangpun yang mengetahui, bagaimana ia bisa sampai ke tempat itu.

Kata seorang waskita, pada suatu hari Hyang Megantara duduk terpaku menghadap kiblat, di sebuah ceruk batu di tengah Selat Sunda.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB

Terpopuler

X