Ada mitos yang berkembang mengenai mantra Jaran Goyang. Ketika Kerajaan Blambangan diambang kehancuran, rakyatnya terpisah-pisah.
Agar keturunan tidak tercampur, mereka menikah dengan dasar kekerabatan. Namun, di antara mereka, ada yang tidak mau dijodohkan atau tidak direstui keluarga. Mantra Jaran Goyang kemudian berfungsi untuk menyatukan mereka.
Selain Jaran Goyang, ada beberapa mantra lain yang berkaitan dengan ilmu pengasihan, seperti Kucing Gorang dan Kebo bodoh.
Binatang liar yang menjadi binatang peliharaan sering kali digunakan sebagai nama-nama mantra ilmu merah yang berkaitan dengan asmara.
Begitu juga dengan nama Jaran Goyang yang diambil dari perilaku kuda yang sulit dijinakkan.
Namun, jika sudah jinak, kuda dapat dikendalikan. Hal ini dianalogikan dengan perasaan cinta seseorang.
Kata Jaran Goyang jika diartikan secara langsung adalah kuda goyang. Korban terbanyak dari mantra Jaran Goyang ini adalah perempuan dibandingkan laki-laki.
Ilmu Pelet Jaran Goyang dikatakan memiliki efek yang sangat dahsyat, bahkan dapat membuat seseorang kehilangan kewarasannya jika tidak digunakan dengan benar.
Dikisahkan, ilmu ini berasal dari kekuatan kuno dan mampu mempengaruhi hati dan pikiran seseorang agar tergila-gila pada penggunanya
Cara Menggunakan Ilmu Pelet Jaran Goyang
Penggunaan ilmu ini memerlukan tirakat atau puasa tertentu, seperti puasa mutih selama tujuh hari tujuh malam, dan melakukan amalan-amalan tertentu pada waktu dan kondisi yang spesifik.
Ada mantra khusus yang harus dibaca dengan niat dan aturan yang jelas. Namun, semua praktik ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan tanggung jawab moral yang besar.
Peringatan dalam Menggunakan Ilmu Pelet Jaran Goyang
Artikel ini menekankan pentingnya menggunakan ilmu pelet Jaran Goyang dengan bijaksana dan untuk tujuan yang baik.
Penggunaan ilmu ini untuk menyakiti atau memanipulasi orang lain secara negatif sangat tidak disarankan dan bisa membawa konsekuensi serius, baik di dunia maupun di akhirat.