Misalnya seorang tukang kendang memasang susuk di jari-jarinya, atau atlet bola di kakinya. Fungsinya bisa diibaratkan kode cheat dalam game.
“Biasanya ngendang 2 jam capek, kalau pakai susuk 2 hari pun enggak masalah,” ujar Dadap.
Sementara bagi Klaras, mahasiswi 21 tahun asal Kediri yang bercerita, susuk yang ia pakai berfungsi jadi pelindung.
Setelah tiga tahun sering dihantui mahkluk ghaib yang mengganggu hidup dan kesehatan mentalnya, Klaras memasang 20 susuk di tubuhnya.
Setelah beberapa waktu, gangguan berkurang dan ia merasakan susuknya keluar satu per satu.
Tentu yang lebih banyak dikenal masyarakat adalah susuk pengasihan. Susuk ini memunculkan daya tarik kharismatik yang membuat orang lain terpesona ketika berurusan dengan pemakainya.
Penggunanya biasanya sosok yang kerap berinteraksi dengan orang banyak, seperti artis, biduan, sales, hingga pekerja seks.
Tak hanya membuat fisik makin atraktif, susuk pengasihan biasanya membuat deal pekerjaan lebih gampang atau makin laris usahanya.
“Kalau cuma skincare-skincare itu, orang Jawa udah lama bisa,” tambah Dadap.
“Paling umum dipasang di wajah, biasanya di dekat alis, dagu, atau pipi. Karena orang kan kalau pertama ketemu yang dilihat roman mukanya, “ ungkap Dadap.
Meski begitu, Dadap pernah memasang di bagian tubuh lain, seperti payudara, pantat, bahkan di kelamin, tergantung permintaan.
Kepada saya, Dadap menunjukkan caranya memasang susuk di tubuh. Ia menjelaskan pada dasarnya susuk dimasukkan di empat unsur dalam tubuh manusia, yaitu kulit, daging, tulang, dan sumsum.
Jika susuk berbentuk jarum, bisa langsung dimasukkan lewat pori-pori.
Namun jika bentuk lain, Dadap akan mengambil jarum kecil yang telah ia sterilkan dengan cara dipanaskan di ujung rokok yang menyala, lalu ditusukkan sedikit hingga keluar setitik darah.
Jika sudah begitu, ia akan mengucurkan sejumput air jeruk nipis di atasnya.