“Jika perundingan gencatan senjata di Timur Tengah mengalami kemajuan, bursa saham AS terus merosot, dan perekonomian China masih lesu, harga minyak bisa turun ke level awal Juni,” kata Satoru Yoshida, analis komoditas di Rakuten Securities.
Selain itu, kejelasan mengenai penurunan suku bunga AS juga belum ada, kata analis Phillip Nova Priyanka Sachdeva, yang tidak memperkirakan permintaan akan kuat mengingat pemulihan ekonomi China yang buruk.
Sementara itu, para ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunganya sebanyak dua kali pada tahun ini, yaitu pada bulan September dan Desember, karena permintaan konsumen AS yang kuat memerlukan pendekatan yang hati-hati meskipun terjadi penurunan inflasi.
Suku bunga yang lebih rendah akan memacu pertumbuhan ekonomi, sehingga menyebabkan lebih banyak konsumsi minyak.