realitasonline.id - Perayaan 17 Agustus menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu di mana salah satu perlombaan pavorit masyaralat adalah tarik tambang adalah merupakan salah satu jenis permainan tradisional.
Perlengkapan yang diperlukan dalam tarik tambang hanya sebuah tali yang kuat. Tarik tambang dimainkan secara beregu oleh dua tim.
"Tarik tambang" di berbagai tempat di Indonesia juga disebut sebagai tarek talo (Ace).
Baca Juga: Hati-hati! Inilah 5 Bahaya Lomba Panjat Pinang Saat 17 Agustus
Permainan tarik tambang hanya memerlukan sebuah tali tambang. Bahan pembuatan tali ini dari serat.
Panjangnya antara 30 meter sampai 50 meter. Bagian tengah dari tali diberi tanda dengan kain atau cat berwarna merah.
Sementara pembatas tiap tim pada tali diberi jarak 2, 5 meter dari batas tengah.
Baca Juga: Tips Jitu Mengatasi Terkilir Saat Panjat Pinang Lomba 17 Agustus
Permainan tarik tambang dilakukan pada lapangan berbentuk persegi panjang.
Panjang lapangan antara 20 sampai 40 meter, sedangkan lebarnya antara 5 sampai 8 meter. Batas wilayah lawan ditandai dengan garis kapur pada bagian tengah lapangan.
Tarik tambang menjadi salah satu perlombaan yang seru dimainkan saat momen Agustusan. Namun, tahukah Bolo bagaimana asal mula dari lomba ini?
Dilansir dari berbagai sumber, tarik tambang sendiri sudah ada sejak masa India Kuno. Yakni, bermula dari pertandingan Raja Gathkra dengan seorang Pandita yang baru selesai bertapa di Himalaya.
Raja Gathkra yang berasal dari Kerajaan Chandranayan di India Utara tersebut terkenal sebagai sosok yang menyeramkan. Pasalnya, ia suka memakan tubuh manusia.
Mendapati kebiasaan raja yang seperti itu, kemudian Pandita menantang Raja Gathkra untuk adu tarik tambang. Raja Gathkra pun menerima tantangan tersebut.
Tanpa tunggu lama Pandita pun segera mengumpulkan rakyat untuk terlibat dalam pertandingan. Sebelum itu, Pandita menjelaskan aturan dari permainan tarik tambang dan kosekuensi yang harus dilakukan bagi yang kalah.