realitasonline.id - Pada perdagangan Jumat (9/8/2024) harga minyak mentah menguat setelah data menunjukkan jumlah warga AS yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran turun lebih dari yang diharapkan minggu lalu.
Hal ini menunjukkan kekhawatiran pasar tenaga kerja yang sedang terpuruk adalah berlebihan.
Di sisi lain, harga minyak naik ditutup menguat untuk sesi ketiga berturut-turut.
Tapi, setelah data pekerjaan Amerika Serikat (AS) meredakan kekhawatiran permintaan dan perang di Timur Tengah juga membantu harga pulih dari level terendah dalam delapan bulan yang dicetak pada hari Senin (5/8).
Diperdagangan hari ini, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2024 ditutup naik 83 sen atau 1,06% ke US$ 79,16 per barel.
Selain itu, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2024 naik 96 sen atau 1,28% ke US$ 76,19 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Rebound di Tengah Meningkatnya Ketegangan di Timur Tengah
"Data terbaru AS tentang klaim pengangguran mengindikasikan ekonomi AS masih tumbuh, sehingga mengurangi beberapa kekhawatiran permintaan minyak," kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Sedangkan, investor juga mencerna penurunan persediaan minyak mentah AS sebesar 3,7 juta barel minggu lalu, yang dilaporkan oleh Badan Informasi Energi pada hari Rabu.
Penurunan yang jauh melampaui ekspektasi analis dan menandai penurunan mingguan keenam berturut-turut ke posisi terendah dalam enam bulan.
Di tempat lain, pembunuhan anggota senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah minggu lalu telah meningkatkan kemungkinan serangan balasan oleh Iran terhadap Israel, yang memicu kekhawatiran atas pasokan minyak dari wilayah penghasil minyak terbesar di dunia.
"Harga minyak mentah akan melonjak jika Iran melakukan pembalasan dalam skala besar dan saya pikir itulah yang paling dikhawatirkan semua orang," kata Tim Snyder, kepala ekonom di Matador Economics.
Sementara itu, badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka telah menerima laporan tentang insiden 45 mil laut di selatan Mokha, Yaman.