Realitasonline.id | Film "Miracle in Cell No. 7" merupakan adaptasi Indonesia dari film Korea Selatan yang sangat sukses dengan judul yang sama.
Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, film ini mencoba menghadirkan kembali kisah yang penuh emosi tentang cinta, keluarga, dan ketidakadilan hukum yang menyayat hati.
Alur Cerita
Film ini berkisah tentang seorang ayah bernama Dodo Rozak (diperankan oleh Vino G. Bastian) yang memiliki keterbelakangan mental tetapi sangat mencintai putrinya, Kartika (diperankan oleh Graciella Abigail dan Mawar de Jongh).
Kehidupan Dodo yang sederhana dan penuh kasih berubah drastis ketika ia dituduh melakukan kejahatan yang tidak dilakukannya. Ia dijebloskan ke penjara dengan tuduhan membunuh anak seorang pejabat tinggi.
Di dalam penjara, Dodo bertemu dengan para narapidana lainnya yang perlahan-lahan menyadari bahwa Dodo adalah seorang ayah yang baik dan tidak bersalah.
Bersama-sama, mereka membantu Dodo untuk tetap berhubungan dengan Kartika, bahkan di tengah kondisi penjara yang keras dan penuh tantangan.
Aktor dan Akting
Vino G. Bastian menunjukkan kemampuan akting yang luar biasa dengan memerankan Dodo Rozak. Ia berhasil menggambarkan karakter seorang ayah dengan keterbelakangan mental namun memiliki kasih sayang yang begitu besar kepada anaknya.
Mawar de Jongh dan Graciella Abigail juga memberikan penampilan yang sangat menyentuh sebagai Kartika kecil dan dewasa, menunjukkan hubungan ayah-anak yang kuat dan tak tergoyahkan.
Baca Juga: Menggapai Mimpi di Tengah Krisis: Review Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar
Para aktor pendukung seperti Tora Sudiro, Indro Warkop, dan Bryan Domani memberikan dimensi yang lebih dalam pada film ini, dengan peran mereka sebagai teman-teman Dodo di penjara yang memiliki kisah hidup masing-masing.
Chemistry antara para pemain sangat terasa, menjadikan film ini tidak hanya menyentuh tetapi juga memberikan pesan kuat tentang persahabatan dan solidaritas.
Pesan Moral
Film ini menyampaikan pesan yang sangat kuat tentang ketidakadilan, kasih sayang, dan kekuatan cinta keluarga.
"Miracle in Cell No. 7" mengajak penonton untuk merenungkan tentang bagaimana sistem hukum bisa begitu kejam dan tidak adil, terutama terhadap orang-orang yang tidak bisa membela diri mereka sendiri.
