Sudah berbulan-bulan raja tersebut mencari putri kuning, tetapi ia tak menemukannya. Dan pada suatu saat diatas pusara Putri kuning ditumbuhi suatu tanaman yang berwarna kuning dan memancarkan aroma harum. Raja tersebut merawat tanaman itu dan menamainya dengan nama Kemuning.
2. Contoh Hikayat Abu Nawas dan Botol Ajaib
Baginda Raja selalu mencari cara untuk menjebak dan menghukum Abu Nawas yang cerdik. Suatu hari, Baginda Raja memanggil Abu Nawas ke istana. Kali ini, Baginda Raja mengeluhkan sakit perut karena masuk angin. “Ampun Tuanku, apa yang telah hamba lakukan sehingga dipanggil menghadap Tuan?” tanya Abu Nawas. “Aku ingin kau bisa menangkap angin dan mengurungnya,” kata Baginda Raja.
Abu Nawas pun hanya diam, tetapi dia tidak bodoh. Dia tidak memikirkan bagaimana caranya menangkap angin, tetapi memikirkan bagaimana cara membuktikan bahwa yang ia tangkap adalah angin sang Baginda. Alhasil, Baginda Raja memberi waktu kepada Abu Nawas selama tiga hari untuk melaksanakan perintahnya tersebut.
Setelah dua hari, Abu Nawas belum mendapat ide untuk menangkap angin. Dia pun sempat putus asa dan pasrah jika kali ini dia dihukum oleh Baginda Raja. Sampai kemudian dia menyadari sesuatu dan mendapat ide. Pada hari ketiga, Baginda Raja mendatangi Abu Nawas. “Sudahkah kau berhasil memenjarakan angin?” “Sudah Yang Mulia,” jawab Abu Nawas. Kemudian, Abu Nawas pun menyerahkan sebuah botol. Baginda Raja memegang botol tersebut dan heran. “Mana angin itu, Abu Nawas?” tanya Baginda Raja bingung dan kesal. “Di dalam, Tuan,” jawab Abu Nawas. “Aku tidak melihat apa-apa!” kata Baginda Raja. “Mohon ampun Baginda Raja, angin memang tidak terlihat. Namun, jika Baginda Raja ingin mengetahui angin, bukalah tutup botol itu terlebih dulu,” kata Abu Nawas.
Lalu, bau busuk yang menyengat hidung pun keluar dari botol tersebut. “Bau apa ini, Abu Nawas?” tanya Baginda Raja yang marah. “Ampun, Tuan! Tadi hamba buang angin dan memasukkannya ke dalam botol. Lalu, karena takut angin itu keluar, hamba mengurung angin itu dengan menyumbat botol,” kata Abu Nawas. Mendengar penjelasan itu, Baginda Raja tidak jadi marah. Untuk kesekian kalinya, nyawa Abu Nawas selamat.
3. Contoh Hikayat Singkat: Tiga Pengembara Lapar
Dikisahkan, tiga orang pengembara yaitu Buyung, Kendi, dan Awang, sedang dalam pengembaraan. Ketika tiba di sebuah hutan, perut mereka sangat kelaparan tetapi perbekalan mereka sudah habis.
Dalam keadaan lapar, Kendi dan Buyung pun sesumbar bahwa mereka bisa menghabiskan nasi sekawah dan 10 ekor ayam seorang diri dalam keadaan seperti ini. Namun, tidak seperti teman-temannya, Awang hanya mengharapkan sepiring nasi dan lauk yang cukup untuk mengisi perutnya.
Tidak disangka-sangka, mereka menemukan sebuah pohon ara ajaib yang mendengarkan permintaan mereka. Kemudian, pohon itu menggugurkan tiga daun yang setiap lembarnya berubah menjadi makanan yang mereka inginkan. Setelah mendapat makanan secukupnya, Awang pun berhenti makan, tetapi dua sahabatnya itu masih melanjutkan makan.
Kendi dan Buyung akhirnya berhenti karena merasa kekenyangan dan tidak sanggup menghabiskan makanan yang mereka minta. Akhirnya, nasi yang tidak termakan itu marah lalu menggigit tubuh Kendi. Kemudian, Buyung yang hanya dapat menghabiskan satu ekor ayam saja, membuang sisa sembilan ekor ayam ke semak-semak. Tanpa diduga, ayam-ayam itu kemudian menyerangnya. Awang hanya bisa terdiam melihat sahabat-sahabatnya tewas mengenaskan.
4. Contoh Hikayat: Abu Nawas dan Lalat
Suatu hari, Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata. Namun, emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.
Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja. Abu Nawas pun marah dan ingin membalas dendam.
Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam. Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang. “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda. “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.
Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu. Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu. Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur karenanya. Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya. Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.
5. Contoh Hikayat: Lelaki dan Rumah Sempit
Alkisah terdapat seorang lelaki yang datang ke rumah Abu Nawas. Pria tersebut ingin mengeluh kepadanya tentang masalah yang tengah dihadapinya. Ia pun merasakan sedih dikarenakan rumahnya sangat terasa sempit ketika ditinggali oleh banyak orang.
“Wahai Abu Nawas, Saya mempunyai seorang istri dan juga 8 orang anak tetapi rumah saya sangat sempit. Setiap harinya mereka mengeluh dan juga tidak nyaman tinggal di rumah itu. Kami pun ingin pindah dari rumah tersebut, tetapi kami tidak memiliki uang. Jadi tolonglah katakan kepadaku apa yang bisa aku lakukan,” tanyanya.