Menelusuri Kompleksitas Pikiran: Review Film Psikologi Netflix I'm Thinking of Ending Things

photo author
- Selasa, 27 Agustus 2024 | 11:04 WIB

Realitasonline.id | Film psikologi I'm Thinking of Ending Things yang dirilis oleh Netflix pada tahun 2020 adalah adaptasi dari novel karya Iain Reid dengan judul yang sama.

Disutradarai oleh Charlie Kaufman, yang terkenal dengan karyanya yang surreal dan penuh makna, film ini mengajak penonton untuk menelusuri perjalanan mental yang penuh teka-teki dan menantang persepsi kita tentang realitas.

Dengan cerita yang menggabungkan elemen psikologis, eksistensialisme, dan drama, I'm Thinking of Ending Things menjadi film yang membingungkan, namun memikat bagi mereka yang menyukai tontonan yang memerlukan pemikiran mendalam.

Plot dan Narasi

Cerita dimulai dengan seorang wanita muda (Jessie Buckley) yang tidak disebutkan namanya, berencana mengunjungi orang tua pacarnya, Jake (Jesse Plemons), di sebuah rumah pertanian terpencil.

Seiring perjalanan, wanita muda ini merenungkan hubungannya dengan Jake dan mempertimbangkan untuk mengakhiri hubungan tersebut, meskipun dia merasa terjebak dalam kebingungan dan ketidakpastian tentang keputusannya.

Baca Juga: Film Psikologi Horor, Review Film Belenggu: Menyelami Kedalaman Psikologis di Tengah Teror yang Mencekam

Sesampainya di rumah orang tua Jake, suasana berubah menjadi aneh dan tidak nyaman. Orang tua Jake, yang diperankan oleh Toni Collette dan David Thewlis, menunjukkan perilaku yang ganjil, dan tampaknya waktu serta realitas mulai bergeser dengan cara yang aneh.

Semakin lama film berjalan, semakin sulit bagi penonton untuk membedakan antara kenyataan dan ilusi, mimpi dan kenyataan, karena narasi film mulai mengaburkan batasan antara kehidupan nyata dan pikiran bawah sadar karakter.

Analisis Psikologis dan Tema

I'm Thinking of Ending Things adalah eksplorasi mendalam tentang ketakutan, penyesalan, dan pergolakan batin. Melalui karakter utama, Kaufman mengeksplorasi konsep identitas, ingatan, dan hubungan manusia dengan diri sendiri serta orang lain.

Wanita muda ini, yang terus-menerus berpikir untuk mengakhiri hubungannya, sebenarnya mencerminkan pergulatan internal yang lebih besar: kebingungan tentang hidupnya, rasa tidak puas, dan rasa takut akan masa depan.

Film ini juga menampilkan konsep eksistensialisme, di mana karakter-karakternya bergulat dengan makna hidup mereka dan bagaimana mereka memandang diri mereka sendiri.

Kaufman dengan cerdas memanfaatkan visual dan dialog yang padat untuk menunjukkan kompleksitas psikologis dari setiap karakter, membuat penonton mempertanyakan realitas dan motif di balik tindakan mereka.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tri Puji Astuti

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X