Yuk Ketahui Apa Itu Fenomena Body Count: Ketika Ranah Pribadi Jadi Sensasi dan Dianggap Prestasi

photo author
- Jumat, 30 Agustus 2024 | 16:34 WIB
Ilustrasi body count (Pinterest)
Ilustrasi body count (Pinterest)

Realitasonline.id | Fenomena "body count" semakin marak di kalangan masyarakat, terutama di media sosial.

Body count mengacu pada jumlah pasangan seksual yang pernah dimiliki seseorang. Fenomena ini sering dikaitkan dengan seksualitas dan nilai seseorang, dan sayangnya, sering kali dianggap sebagai prestasi.

Namun, terdapat beberapa bahaya di balik fenomena ini:

Baca Juga: Mengenal Karakter Plegmatis: Pribadi Sederhana dan Dermawan, Begini Penjelasan Lengkap dan Faktanya

1. Objektifikasi Seksual:

Body count mereduksi individu menjadi objek statistik, bukan manusia dengan pengalaman dan perasaan. Hal ini mengabaikan kompleksitas hubungan dan keintiman.

2. Tekanan Sosial:

Anggapan bahwa body count tinggi merupakan pencapaian dapat memberikan tekanan sosial, terutama pada remaja dan orang muda, untuk melakukan hubungan seks demi "pencapaian" tersebut.

3. Risiko Kesehatan:

Semakin banyak pasangan seksual, semakin tinggi risiko terkena penyakit menular seksual (PMS). Hal ini sering diabaikan dalam perbincangan tentang body count.

Baca Juga: Yuk Jadi Pribadi yang JOMO (Joy of Missing Out), Begini Penjelasan dan Cara Memanfaatkannya

4. Stigma dan Penghakiman:

Fenomena ini dapat memicu stigma dan penghakiman terhadap mereka yang memiliki body count rendah, membuat mereka merasa malu dan dikucilkan.

5. Menurunkan Nilai Diri:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alia Rohali

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X