Dengan berbagai faktor tersebut, Ibrahim memperkirakan rupiah kemungkinan melemah di perdagangan awal pekan depan, Senin (2/9).
Nilai tukar rupiah diperkirakan akan melemah dalam rentang Rp 15.440 – Rp 15.520 per dolar AS.
Pengamat Mata Uang Lukman Leong mengatakan, posisi rupiah pada Senin (2/9) akan tergantung hasil rilis data inflasi PCE AS Jumat (30/8) malam.
Berdasarkan data PCE Amerika diperkirakan naik 0,2% secara bulanan (MoM) sehingga membawa kenaikan inflasi tahunan naik 0,1% menjadi 2,7%.
“Apabila hasilnya (data inflasi PCE) sesuai atau malah lebih tinggi, maka rupiah berpotensi terkoreksi dan sebaliknya,” ujar Lukman.
Data manufaktur China juga akan menjadi perhatian khususnya bagi pergerakan mata uang kawasan Asia. Selain itu, investor menantikan rilis data inflasi Indonesia bulan Agustus yang akan dirilis pada awal pekan depan.
Lukman menuturkan, walau rupiah masih dalam lingkungan yang positif, dolar AS yang sudah oversold bisa saja berbalik menguat (rebound) setiap saat.
Dengan mempertimbangkan sentimen-sentimen tersebut, dia memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 15.450 -Rp 15.550 per dolar AS di perdagangan Senin (2/9).***