Kisah Mistis Pesugihan Makam Ngujang Bersekutu dengan Siluman Kera Agar Kekayaan Berlimpah dalam Sekejap

photo author
- Sabtu, 31 Agustus 2024 | 20:22 WIB
Kisah Mistis Pesugihan Makam Ngujang Bersekutu dengan Siluman Kera Agar Kekayaan Berlimpah dalam Sekejap
Kisah Mistis Pesugihan Makam Ngujang Bersekutu dengan Siluman Kera Agar Kekayaan Berlimpah dalam Sekejap

Di Ngujang, Tulungagung, terdapat Pesugihan Monyet. Pelaku harus menjadi penghuni pemakaman Ngujang dan berkumpul dengan monyet di sana. Tumbal juga harus disetorkan kepada penguasa makam Ngujang.

Tempat pesugihan ketek berada di kompleks pemakaman umum sebelah selatan sungai berantas. Di tempat ini terdapat dua makam umum di kiri dan kanan. Kedua makam tersebut saling berhadapan dan hanya dipisahkan oleh jalan raya.

Satu kompleks pemakaman pecinan atau makam cina dan satunya lagi makam Jawa. Di tempat ini lah berkumpulnya ratusan bahkan ribuan monyet. Warga sekitar menyebutnya dengan lokasi ketek\'an.

Dalam arti Jawa ketek adalah monyet, namun dalam bahasa Indonesia bisa jadi artinya ketekan atau tertekan. Walaupun tidak hidup dalam kandang namun monyet-monyet ini dapat berinteraksi dengan masyarakat bahkan pengunjung yang datang.

Kawanan monyet ini hidup secara bergerombol dengan monyet lainnya. Monyet-monyet ini terkadang berada di batu nisan, di jalanan, bergelantungan di pepohonan.

Ada beberapa versi cerita yang beredar dimasyarakat tentang asal-usul monyet yang ada di Ngujang ini.

Menurut juri kunci dari makam umum Ngujang. Monyet liar abu-abu di kawasan pemakaman Ngujang ini awalnya dari santri nakal yang dikutuk oleh Sunan Kalijaga.

Pada saat Sunan Kalijaga memberikan wejangan saat menyebarkan Agama Islam di Wilayah Tulungagung.

Saat itu ada beberapa santri yang bermain-main di atas pohon. Maka berujarlah Sunan Kalijaga yang lain belajar kok malah naik ke pohon seperti kera.

Mungkin karomah seorang wali atau sunan yang berujar seperti hal tersebut dan menjadi kenyataan.

Namun disisi lain masyarakat Tulungagung mempercayai bahwa monyet di Ngujang merupakan jelmaan dari para pencari pesugihan yang sudah meninggal dunia.

Menurut juri kunci makam hal tersebut hanyalah mitos. Monyet yang hidup di kawasan makam ngujang merupakan monyet biasa. Namun diyakini monyet ini dilindungi oleh hal gaib.

Jika merupakan jelmaan dari pesugihan yang berarti orang mati menjadi monyet. Sedangkan monyet ditempat ini bisa mati.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Cut Yuli

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X