realitasonline.id - Pada perdagangan Senin (2/9/2024) harga minyak mentah terus merosot dipicu ekspektasi kenaikan produksi OPEC+ mulai bulan Oktober dan karena tanda-tanda permintaan yang lesu di China dan AS.
Dan kenaikan minyak mentah ini dikarenakan dua konsumen minyak terbesar di dunia, meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan konsumsi di masa mendatang.
Berdasarkan data yang dilansir dari Reuters di mana harga minyak mentah Brent berjangka turun 56 sen, atau 0,7%, menjadi US$ 76,37 per barel pada pukul 06.46 GMT.
Selain itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 45 sen, atau 0,6%, menjadi US$ 73,10 per barel.
Di sisi lain, kerugian tersebut menyusul penurunan 0,3% untuk Brent minggu lalu dan penurunan 1,7% untuk WTI.
Namun, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, atau yang dikenal sebagai OPEC+, akan melanjutkan rencana kenaikan produksi minyak mulai Oktober, enam sumber dari kelompok produsen tersebut mengatakan kepada Reuters.
Baca Juga: Harga Minyak mentah Naik Lebih dari US$ 1 Per Barel Terkerek Gangguan Pasokan di Libya
Sementara, ada delapan anggota OPEC+ dijadwalkan untuk meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari (bpd) pada bulan Oktober, sebagai bagian dari rencana untuk mulai menghentikan pemangkasan produksi terbaru mereka sebesar 2,2 juta bpd sambil mempertahankan pemangkasan lainnya hingga akhir tahun 2025.
"Ada kekhawatiran bahwa OPEC akan terus meningkatkan produksi mulai Oktober," kata analis pasar IG Tony Sycamore.
"Namun, saya pikir hasilnya bergantung pada harga karena hal itu terjadi jika harga WTI mendekati US$ 80 daripada US$ 70 per barel."
Baik Brent maupun WTI telah membukukan kerugian selama dua bulan berturut-turut karena kekhawatiran permintaan AS dan Tiongkok telah mengalahkan gangguan baru-baru ini.
Dalam pasokan minyak Libya di tengah pertikaian antara faksi-faksi pemerintah di sana dan ketegangan di wilayah penghasil utama Timur Tengah terkait dengan konflik Israel-Gaza.
Sementara ekspor Libya masih terhenti, Arabian Gulf Oil Company telah melanjutkan produksi hingga 120.000 barel per hari untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kata para teknisi pada hari Minggu.