Realitasonline.id | Hereditary adalah salah satu film horor yang meninggalkan bekas mendalam pada penontonnya, dengan atmosfir yang mencekam dan alur cerita yang menukik tajam ke dalam kegelapan psikologis.
Disutradarai oleh Ari Aster, film ini menjadi debut yang menggemparkan dalam genre horor modern, membawa pendekatan baru yang jauh dari klise.
Plot dan Alur Cerita
Film ini dimulai dengan kematian Ellen, nenek dari keluarga Graham, yang kemudian menjadi pemicu serangkaian peristiwa mengerikan. Annie Graham (Toni Collette), putri Ellen, mulai merasakan ada yang tidak beres dengan keluarganya setelah kematian ibunya.
Putrinya, Charlie (Milly Shapiro), mulai menunjukkan perilaku aneh, dan sejak saat itu, teror perlahan mulai merayap masuk ke dalam keluarga mereka.
Hereditary adalah sebuah studi mendalam tentang trauma keluarga yang diturunkan dari generasi ke generasi. Film ini menggali bagaimana rahasia, penyesalan, dan rasa bersalah dapat menghancurkan hubungan keluarga dan membawa mereka ke dalam kehancuran yang tak terelakkan.
Penampilan Akting yang Memukau
Toni Collette memberikan penampilan yang luar biasa sebagai Annie Graham. Emosinya yang meledak-ledak dan rasa putus asa yang mendalam tergambar dengan begitu kuat, membuat penonton merasakan betapa beratnya beban yang ia pikul.
Milly Shapiro juga tampil memukau sebagai Charlie, dengan tatapan dingin dan perilaku yang membuat merinding.
Alex Wolff, yang berperan sebagai Peter Graham, anak lelaki Annie, juga memberikan penampilan yang tak kalah menakutkan. Ketakutannya yang kian meningkat seiring dengan terungkapnya rahasia kelam keluarga mereka menambah lapisan intensitas dalam cerita.
Atmosfir dan Sinematografi
Salah satu kekuatan utama Hereditary adalah atmosfirnya yang mencekam. Ari Aster berhasil menciptakan suasana yang terus-menerus membuat penonton merasa tidak nyaman, bahkan dalam momen yang tampak biasa saja.
Penggunaan pencahayaan dan sudut kamera yang tidak konvensional turut menambah kesan tidak menentu dan kekacauan yang perlahan membanjiri keluarga Graham.
Sinematografi Pawel Pogorzelski juga patut diacungi jempol. Pengambilan gambar yang panjang dan pergerakan kamera yang lambat memberikan kesan bahwa sesuatu yang mengerikan selalu mengintai dari balik layar.
Penonton seakan dipaksa untuk meresapi setiap detik ketakutan yang dirasakan oleh karakter-karakter di dalam film.