Realitasonline.id | Moo Deng, bayi kuda nil yang tengah viral, menarik perhatian banyak traveler dan pengunjung kebun binatang di Thailand.
Keunikan Moo Deng yang selalu terlihat terkejut dan memiliki tubuh gempal membuatnya menjadi daya tarik utama di Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow.
Dalam waktu singkat, popularitasnya telah membawa lonjakan pengunjung dengan total 12 ribu orang yang datang pada tanggal 15 September.
Kebun binatang ini biasanya hanya menerima sekitar 5.000 pengunjung di akhir pekan, namun hari itu mengalami kenaikan.
Baca Juga: Wisatawan Asal Malaysia Jatuh ke Tebing Sedalam 10 Meter di Gunung Rinjani
Menurut Direktur Organisasi Taman Zoologi Thailand, Attaporn Srirang, banyak pengunjung yang bahkan datang sebelum jam buka untuk melihat Moo Deng.
“Popularitas Moo Deng telah menciptakan suasana yang semarak di Khao Kheow," jelas Srirang.
Untuk mengelola kerumunan yang semakin ramai, kebun binatang merencanakan sesi menonton khusus. Pengunjung akan dapat melihat Moo Deng selama tiga hingga lima menit dalam kelompok.
Selain itu, pengunjung juga memiliki kesempatan untuk melihat kuda nil lainnya, seperti Mae Mali, Kha Moo, dan Moo Toon, yang merupakan saudara-saudara Moo Deng yang lebih tua.
Baca Juga: Usai Telepon Istrinya Lebih dari 100 Kali, Pria ini Ditangkap Polisi
Meski popularitas Moo Deng membawa keuntungan bagi Khao Kheow, dampaknya juga dirasakan oleh kebun binatang lainnya di Thailand.
Kebun binatang di Ubon Ratchathani dan Khon Kaen melaporkan peningkatan minat terhadap kuda nil kerdil mereka, Kaki dan Duang Maprao, yang merupakan kerabat Moo Deng.
Namun, di tengah euforia ini, ada kekhawatiran yang muncul. Kebun binatang merasa perlu untuk mengingatkan pengunjung agar tidak bertindak nakal yang dapat mengganggu hewan.
Srirang menekankan bahwa walaupun kuda nil seperti Moo Deng tidak mudah terganggu, tindakan seperti melempar sampah atau benda lainnya bisa menyebabkan stres pada hewan.
Artikel Selanjutnya
Usai 3 Kali Coba Lancarkan Aksinya, Maling di Lumajang Tewas Diamuk Massa
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.