realitasonline.id - Pada awal perdagangan Senin (22/1/2024) pada pukul 09.00 WIB kurs rupiah di pasar spot bergerak tipis dengan kecenderungan menguat di pasar spot.
Kurs rupiah spot dibuka di level Rp 15.611 per dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini membuat rupiah spot menguat tipis 0,03% dibanding penutupan Jumat (19/1) di Rp 15.615 per dolar AS.
Di mana pergerakan kurs rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia. Di perdagangan pagi ini won Korea selatan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,48%.
Kemudian, dolar Taiwan yang naik 0,38%. Selanjutnya, baht Thailand yang terkerek 0,2% dan yen Jepang yang menanjak 0,18%.
Sedangkan, ada dolar Singapura yang terapresiasi 0,08%. Berikutnya, dolar Hongkong naik 0,02% dan yuan China yang menguat tipis 0,001% terhadap the greenback.
Baca Juga: Ramalan Kurs Rupiah akan Bergerak Dalam Kisaran Rp 15.525 – Rp 15.650 Per Dolar AS di Pekan Depa.
Sementara, peso Filipina menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah koreksi 0,3%.
Diikuti, ringgit Malaysia yang terlihat melemah tipis 0,02% pada perdagangan pagi ini.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengamati, rupiah berpotensi bisa menguat terhadap dolar AS di perdagangan awal pekan depan, Senin (22/1).
Proyeksi itu menyusul pelemahan dolar, setelah data menunjukkan penjualan rumah di Amerika turun ke tingkat terendah dalam 13 tahun.
Tapi, Lukman menilai, penguatan rupiah kemungkinan terbatas mengingat survei Michigan yang menunjukkan sentimen konsumen yang kuat, serta pernyataan Hawkish pada akhir pekan dari Presiden Federal Reserve San Francisco, Mary Daly.
Dengan absennya data penting dari domestik, maka sentimen utama investor adalah kondisi risk-on di pasar, dengan indeks S&P menyentuh rekor tertinggi. Sentimen positif tersebut diharapkan akan diikuti oleh pasar Asia.