Realitasonline.id - Ada kesalahpahaman seolah-olah sikap temperamen adalah takdir dan karakter bawaan seseorang.
Seolah-olah sebagian dilahirkan untuk menjadi tidak stabil secara emosional, sementara yang lain hanya beruntung memiliki temperamen yang lebih seimbang sejak lahir.
Beberapa faktor biologis memang relatif memengaruhi perasaan emosional setiap orang. Namun kebiasaan adalah faktor yang jauh lebih besar yang memengaruhi stabilitas
emosional kamu alih-alih gen yang kamu miliki sejak lahir.
Baca Juga: Telkom dan Indosat Umumkan Kemitraan Perkuat Infrastruktur Digital, Libatkan NeutraDC dan BDx Indonesia
Jika kamu ingin menjadi orang yang lebih positif, jauh dari sikap temperamen dan lebih stabil secara emosional, cobalah menerapkan beberapa kebiasaan berikut dalam
kehidupan sehari-hari kamu.
Dilansir dari yourtango, berikut 8 kebiasaan kecil yang dipatuhi dengan ketat oleh orang-orang yang stabil secara emosional:
1. Merangkul ketidakpastian
Menolak menerima kenyataan ketidakpastian, sebenarnya membuat kamu kurang mampu menghadapi ketidakpastian di masa depan karena kamu kehilangan kesempatan untuk
membangun kepercayaan diri.
Menghindari ketidakpastian memang terasa menyenangkan saat ini, namun dalam jangka panjang, hal ini hanya akan melemahkanmu.
Orang yang emosinya stabil dapat menoleransi kecemasan akan ketidakpastian karena mereka memiliki kebiasaan menerima ketidakpastian dan membangun kepercayaan diri terhadap
kemampuan mereka.
Untuk menanganinya dibandingkan menuruti fantasi bahwa ketidakpastian dapat dihindari atau menyerahkan pekerjaan tersebut kepada orang lain.
Baca Juga: Meski Terkesan Cuek dan Misterius, Ternyata Ini 10 Tanda Si Introvert Peduli dan Sayang Sama Kamu
2. Melepaskan kendali
Seperti ketidakpastian, ketidakberdayaan adalah salah satu perasaan yang sulit diatasi.
Misalnya saja, sangat sulit untuk melihat seseorang yang kita sayangi menderita karena patah hati atau kesedihan karena mengetahui bahwa, pada akhirnya, tidak banyak yang dapat kita lakukan untuk meringankan penderitaan mereka secara langsung.
Sayangnya, karena kita sangat ingin untuk tidak merasa tidak berdaya, kita mudah terjebak dalam melakukan hal-hal yang membuat kita merasa memegang kendali padahal
sebenarnya tidak, yang efek sampingnya justru memperburuk keadaan.
Kekhawatiran adalah contoh sempurna dari hal ini. Orang yang stabil secara emosional memupuk
keberanian untuk menghadapi kenyataan bahwa kita semua jauh lebih tidak berdaya daripada yang kita yakini.
Dan mereka tahu bahwa meskipun saat ini sulit, melepaskan
kebutuhan akan kendali akan membuat segalanya jauh lebih mudah pada akhirnya.
3. Menerima emosi yang menyakitkan
Sudah menjadi sifat manusia untuk menghindari rasa sakit.
Hal ini juga berlaku untuk rasa sakit emosional seperti merasa sedih dan kecenderungan kehilangan diri sendiri karena gangguan atau merasa cemas dan kamu mencari kepastian dari orang lain.