Ada peringatan keras terhadap resiko kehilangan akal dan kewarasan, baik bagi target maupun pengguna ilmu pelet ini, jika digunakan dengan niat yang salah.
Kesimpulan
Ilmu Pelet Jaran Goyang memang dikenal sebagai salah satu ilmu pelet yang ampuh. Namun, seperti ilmu-ilmu lainnya yang memiliki kekuatan besar.
Penggunaannya harus disertai dengan niat yang baik dan tanggung jawab moral yang tinggi.
Pengguna diimbau untuk mempertimbangkan dengan matang sebelum mempelajari dan menggunakan ilmu ini, mengingat resiko dan konsekuensi yang mungkin timbul.
Penting bagi kita semua untuk selalu menggunakan pengetahuan dan kekuatan yang kita miliki untuk tujuan yang positif dan membangun, bukan sebaliknya.
Tarian
Tari Jaran Goyang merupakan tari pergaulan. Tarian ini menceritakan seorang pemuda yang mencintai seorang gadis. Namun sayangnya, pemuda itu mendapat penolakan atau bertepuk sebelah tangan karena gadis itu tidak mempunyai perasaan cinta terhadapnya. Pemuda itu pun merapalkan mantra Jaran Goyang lalu melempar bunga kepada sang gadis agar dapat jatuh cinta dan tergila-gila padanya.
Tari Jaran Goyang terinspirasi dari mantra Jaran Goyang. Tarian ini muncul karena adanya fenomena mantra jaran goyang yang tumbuh subur di kalangan Suku Osing saat itu. Tarian ini pertama kali dipertunjukkan pada 1966 oleh penari bernama Darji dan Parmi. Mereka berasal dari Lembaga Kesenian Nasional (LKN) milik Partai Nasional Indonesia yang saat itu ada di wilayah Kecamatan Genteng, Banyuwangi.
Tarian tersebut sempat dipentaskan di luar Kota Banyuwangi beberapa kali oleh LKN. Gerakan dalam tarian ini disempurnakan oleh pencipta tari Banyuwangi Sumitro Hadi dan Subari Sofyan.
Sejalan dengan perkembangan zaman, tarian Jaran Goyang pada saat ini mengalami perubahan. Para penarinya kini terdiri atas dua orang, yaitu laki-laki dan perempuan. Pada masa lalu, Jaran Goyang ditarikan banyak orang walaupun ada dua penari utama.