Realitasonline.id - Jakarta | Kimberly Ryder baru saja menerima hadiah spesial, yaitu sebuah mobil baru dari perusahaan yang menunjuknya sebagai brand ambassador.
Kabar ini terungkap pada Kamis (29/8), melalui pernyataan kuasa hukumnya, Machi Ahmad, yang memastikan bahwa mobil tersebut kini menjadi hak Kimberly.
Machi menjelaskan bahwa mobil yang diberikan padanya merupakan bagian dari kesepakatan sebagai brand ambassador untuk Hive Five.
"Betul. Sebagai BA Hive Five dapat," ujar Machi ketika dihubungi.
Komisaris Utama Hive Five, Jhon LBF, juga mengonfirmasi bahwa keputusan untuk memberikan mobil kepada Kimberly memang sengaja diambil. Jhon merasa prihatin melihat mobilitas Kimberly yang terhambat.
Baca Juga: Kapan Waktu Terbaik untuk Minum Kopi? Kenali Ritme Tubuhmu!
"Ya, kita juga harus menjaga dia dari segala hal, termasuk kendaraan operasional dia. Mobil dia kan infonya ditahan dari suaminya, praktis mobilitas dia terganggu," jelas Jhon.
Keputusan Jhon untuk memberikan mobil ini tidak hanya didasari oleh kepedulian terhadap Kimberly, tetapi juga untuk menjaga reputasi perusahaan.
"Saya enggak mau dilihat publik, malu dong masa brand ambassador saya mengalami kondisi yang dia enggak ada kendaraan, mobilitas untuk antar anak sekolah, atau ke lokasi syuting terganggu," tambah Jhon.
Situasi Kimberly sendiri cukup rumit, karena meskipun ia memiliki mobil yang terdaftar atas namanya, saat ini mobil tersebut diduga berada di tangan suaminya, Edward Akbar.
Baca Juga: 3 Guru ASN di Bengkulu Terancam Dipecat Usai Marahi Murid Demi Konten Facebook Pro
Hal ini membuat Kimberly merasa perlu untuk mengambil langkah hukum, dan ia telah melaporkan suaminya terkait dugaan penggelapan mobil. Tak hanya Edward, seorang rekan bernama NL juga ikut dilaporkan dalam kasus ini.
Dengan adanya laporan ini, Kimberly berharap keadilan dapat ditegakkan dan haknya sebagai pemilik mobil dapat diakui. Hal ini juga menjadi perhatian publik, mengingat statusnya sebagai seorang publik figur yang memiliki banyak penggemar.
Banyak yang berharap agar masalah ini dapat diselesaikan dengan baik, sehingga Kimberly bisa kembali fokus pada kariernya.
Jhon LBF, sebagai komisaris utama, menyadari betul bahwa citra perusahaan sangat bergantung pada sosok yang mewakili mereka.