Medan - Realitasonline.id| Di saat cabang olahraga lain dengan begitu optimistis menyampaikan target medali emas pada gelaran PON 2024, cabang olahraga senam justru sebaliknya.
Pengurus Persani Sumut justru memilih realistis dengan kondisi yang ada. Ketuanya Syafrizal mengatakan tak berani bicara target.
Ketua Bidang Pengprov Persani (Pembinaan dan Prestasi Pengurus Provinsi Persatuan Senam Indonsia) Sumut, Syafrizal mengatakan pihaknya realistis dengan kondisi persiapan atlet saat ini yang dinilainya memprihatinkan.
Baca Juga: Polres Padangsidimpuan Beri Penyuluhan Anti Narkoba dan Kenakalan Remaja di SMAN 5
“Peralatan latihan atlet kami hancur-hancuran, sudah usang. Sejak saya masih jadi atlet sampai sekarang peratan latihan belum pernah diganti atau sudah 40 tahunan. Jadi kalau kita mau bicara target medali harus sesuailah dengan fakta yang ada,” ujar Syafrizal.
Hal itu disampaikan Syafrizal di Posko Publikasi PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Kantor Disporasu, Jumat (4/8). Hadir Wakil Sekretaris Persani Sumut Aris F Achen, para pelatih yakni Baginda Siregar, Regina Gita Valentin dan R Taufik Setiawan.
Menurut Syafrizal, untuk apa mematok target muluk-muluk kalau akhirnya tidak tercapai dan setelah PON dikejar-kejar, ditagih janji.
Baca Juga: Kejari Padangsidimpuan Beri Keputusan Soal PAKEM
Menurutnya, bagaimana cabor senam mau target medali emas, kalau sekadar peralatan gagang kuda pelana saja tidak punya.
“Silakan cek kodisi di lapangan, bagaimana pelaratan atlet kami berlatih. Belum lagi kalau hujan kondisi gedung banjir. Atlet kami berlatih di atas matras karate yang jelas tidak cocok, sering membuat atlet terjatuh dan cedera,” beber Syafrizal.
“Jadi untuk PON 2024, cabor senam tak berani pasang target emas. Karena untuk dapat emas itu butuh modal dan peralatan memadai. Di senam ini tak ada istilah kejutan, beda di cabor tarung seperti tinju. Mencetak atlet senam ini butuh proses,” tegasnya.
Baca Juga: Butuh Bantuan: Hubungi Polres Padangsidimpuan Call Center 110
Begitu pun, Syafrizal mengatakan pihaknya akan tetap berusaha memaksimalkan persiapan atlet dengan harapan bisa menyumbang medali. “Ya, walau tidak emas, setidaknya bisa menyumbang medali walau itu pasti tidak akan mudah,” ucapnya.
Lebih lanjut Syafrizal mengatakan, senam Sumut pernah jaya di era tahun 1980 hingga awal 2000-an. Kala itu setiap gelaran PON, senam Sumut selalu mampu meraih medali emas. Terakhir Sumut menyabet 2 emas pada PON 2004 Sumsel dan medali perunggu pada PON 2008 Kaltim. Setelah itu senam Sumut tak pernah lagi menyabet medali PON.