“Kemarin beli senapan khusus untuk kelas 10 meter air rifle. Itu senapan bekas buatan Jerman.
Baju warepacknya untuk kelas yang sama karena harus khusus ditambah satu senapan lagi habis banyaklah,” beber Dea.
Baca Juga: Ngaji Literasi dan Bedah Buku Kisah Alm Haji Anif, Ijeck: Nasihat Dadak Kuatkan Saya
Menurut Dea, atlet menembak tidak bisa hanya mengandalkan senapan dan pistol aset milik Perbakin.
Mengingat dalam olahraga menembak setiap atlet berbeda-beda dalam pengaturan senjata dan kenyaman untuk konsentrasi.
“Lebih nyaman kalau senjatanya pakai sendiri. Pakai aset Perbakin sebenarnya bisa cuman enakan punya sendiri. Karena kita harus dapat feel atau menyatu dengan senjata kita," ucapnya.
Baca Juga: Nelangsa, Ratusan Buku Nikah di KUA Sei Rampah Serdang Bedagai Jadi Korban
Settingan dan bapornya juga beda-beda tiap orang, terang Dea lagi.
Meski hanya memperoleh dua medali emas dan bonus medali yang nantinya akan diperoleh tidak akan cukup untuk mengganti pengeluarannya, namun Dea mengaku Ikhlas.
Seluruh pengorbanannya dilakukan semata-mata untuk tim dan mengharumkan nama Kabupaten Beltim.
“Turun di 6 kelas, tidak ada ekspektasi khusus untuk perolehan medali. Lebih kepada melakukan yang terbaik untuk pribadi, tim dan daerah. Biaya yang aku keluarkan Insy Allah nanti bakal dapat dari rezeki lain,” harap Dea. (HY)