Baca Juga: Bobby Nasution Resmi Di Pecat PDIP
Pada Oktober 1995, pabrik HIM pun direlokasi dari Tambun Bekasi ke Pulogadung.
Namun, krisis moneter berdampak pada Hino Motors sehingga pabrikan kenderaan niaga ini berhenti melakukan ekspansi di Indonesia.
Hal itu terlihat saat Hino memberhentikan pembangunan industrinya di Bukit Indah Purwakarta untuk menjadi lokasi pabrik Hino di Indonesia.
Setelah berakhirnya krisis pada 2002 Hino mulai kembali produksi di Indonesia. Pada masa ini munculah truk utama legendaris Hino yang sangat cepat habis di pasaran yaitu truk ringan Dyna dan Dutro secara bersamaan.
Baca Juga: Kajari Lambok Sidabutar Berkunjung ke PN Padangsidimpuan, Bahas Apa?
Kelahiran Dutro dianggap kesuksesan Hino Motors dan Toyota Motors pada ulang tahunnya ke-20 di akhir tahun 2002.
Pada 8 September 2003, Hino akhirnya memiliki pabrik sendiri di Indonesia. Hal ini tak lepas dari peran Menteri Perdagangan dan Industri yang kala itu dijabat Rini MS Soewandi.
Rini MS Soewandi ikut meresmikan pabrik Hino di Indonesia. Dengan berdirinya pabrik Hino, kekuatan Hino semakin maju dan dominan apalagi di kelas truk medium duty.
Banyak kalangan masyarakat dan komunitas saat itu yang sudah jatuh cinta dengan produk Hino, sehingga Hino menjadi salah satu raja produksi truk terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Sering Terobos Banjir ? Hati Hati Rem Mobil Bisa Blong, Ini Tips Mencegahnya
Untuk saat ini Hino melakukan produksi truk menyesuaikan dengan permintaan masyarakat akan kebutuhan logistik di Indonesia.
Dengan varian terlengkap dan beragam Hino memiliki kendaraan yang dapat diandalkan dan memiliki Quality, Durability dan Reliability (QDR).
Berikut jenis-jenis truk Hino yang sudah mengaspal di Indonesia:
1. Hino 300 Dutro adalah truk dengan varian paling kecil untuk pengiriman barang. Biasanya jenis ini meliputi truk CDD dan CDE, sehingga berat maksimal yang dapat ditanggung maksimal hingga 7,5 ton.