Sementara itu, satu-satunya mobil Eropa yang masuk daftar 10 besar hanyalah Volkswagen Golf.
Keunggulan mobil Jepang dalam hal daya tahan berakar dari sejarah panjang industri otomotif di negara tersebut.
Pada era 1930-an, pemerintah Jepang mengeluarkan regulasi untuk mendorong produksi mobil lokal dan menekan dominasi merek asing.
Hal ini memungkinkan produsen Jepang fokus merancang mobil yang lebih murah, lebih ringan, dan lebih mudah dirawat, sesuai daya beli masyarakat saat itu.
Baca Juga: Perbandingan Mobkas: HondaBRV 2015 vs Toyota Fortuner 2015, BRV Tak Kalah Menarik
Konsep ini kemudian melahirkan kei car, mobil mungil bermesin kecil dan efisiensi tinggi.
Pertama kali bermesin 360 cc, kemudian berkembang menjadi 550 cc pada 1976 & v660 cc pada 1990-an.
Meski pada 2014 pajak kei car meningkat, mobil jenis ini tetap menjadi tulang punggung pasar Jepang, 7 dari 10 mobil terlaris di Jepang tahun 2018 adalah kei car.
Proses Produksi yang Teliti dan Konsisten
Keandalan mobil Jepang juga didukung oleh proses produksi yang sangat teliti. Toyota, misalnya, memproduksi hampir 10 juta mobil per tahun, setara satu mobil setiap tiga detik.
Namun sebelum memulai produksi massal, setiap model dirakit dan diuji secara manual.
Mereka baru mengotomatisasi lini produksi setelah setiap tahap proses dianggap sempurna.
Hal ini bagian dari filosofi Kaizen (perbaikan berkelanjutan) dan Jidoka (otomatisasi handmade).
Efisiensi Biaya