Realitasonline.id - Bayangkan suatu hari Anda memutuskan untuk menjual mobil yang telah menemani perjalanan Anda selama beberapa tahun. Mungkin mobil itu masih tampak gagah, jarang bermasalah, dan kilometernya pun terbilang rendah.
Tapi saat Anda tawarkan ke pasar, harga yang diajukan calon pembeli tak sesuai harapan. Lantas Anda bertanya-tanya: apa sebenarnya yang menentukan harga jual kembali mobil?
Pertanyaan ini tidak hanya relevan bagi pemilik mobil bekas, tetapi juga penting bagi siapa pun yang sedang mempertimbangkan membeli kendaraan baru. Mengetahui apa yang memengaruhi nilai jual mobil bisa menjadi strategi cerdas untuk menjaga nilai aset Anda.
Baca Juga: Layanan Home Service Bengkel Mobil di Bandung: Nyaman Tanpa Keluar Rumah
1. Merek Mobil: Lebih dari Sekadar Nama
Di Indonesia, nama merek mobil bisa berarti segalanya. Bukan rahasia lagi jika mobil berlogo Toyota, Honda, atau Daihatsu lebih mudah dijual kembali, bahkan bertahun-tahun setelah pembelian. Pembeli percaya pada merek-merek ini karena terbukti tangguh, hemat perawatan, dan suku cadangnya melimpah.
Sebaliknya, mobil dari pabrikan Eropa seperti BMW atau Peugeot, meskipun memikat dari segi desain dan kenyamanan, kerap dinilai kurang praktis oleh pembeli bekas. Biaya servis yang tinggi dan ketersediaan onderdil yang terbatas menjadi alasan utama mengapa nilai jualnya cepat turun.
2. Perawatan: Bukti Cinta Pemilik Sebelumnya
Tak ada yang lebih meyakinkan bagi calon pembeli selain mobil dengan riwayat servis lengkap. Catatan perawatan berkala di bengkel resmi seolah menjadi bukti cinta sang pemilik terhadap kendaraannya.
Mobil yang rutin diservis, interior terawat, dan bodi bebas karat akan memberikan kesan kuat bahwa kendaraan ini "sehat" dan siap pakai. Bahkan jika kilometernya tinggi, banyak pembeli akan lebih percaya pada mobil yang dirawat dengan penuh tanggung jawab dibandingkan mobil yang terlihat acak-acakan meski jarang dipakai.
3. Kilometer: Angka Tak Selalu Menentukan
Kilometer sering dijadikan indikator utama kondisi mobil, padahal kenyataannya angka ini bisa menipu. Mobil yang hanya digunakan di dalam kota mungkin menunjukkan angka kilometer rendah, tetapi terkena kemacetan setiap hari. Sementara mobil yang menempuh jarak jauh antar kota, namun melalui jalan tol yang halus, bisa jadi lebih awet.
Pembeli yang bijak kini mulai melihat kilometer sebagai bagian dari cerita, bukan inti dari keputusan. Mereka lebih peduli pada bagaimana mobil itu dirawat dan digunakan.
4. Detail Tambahan yang Sering Terlupakan
Kadang-kadang, hal-hal kecil justru menjadi penentu keputusan pembelian. Warna mobil, misalnya putih, silver, dan hitam cenderung lebih mudah dijual. Mobil dengan pajak aktif dan bukan bekas tabrakan juga mendapat nilai tambah.
Tak kalah penting, status kepemilikan. Mobil tangan pertama biasanya lebih dipercaya karena riwayatnya jelas dan tidak berpindah-pindah.
5. Menjaga Nilai dari Awal
Kesimpulannya, menjaga nilai jual kembali mobil dimulai sejak hari pertama Anda memilikinya. Pilihlah merek yang terpercaya, rawat mobil secara berkala, dan simpan setiap bukti servis. Kilometer memang penting, tapi bukan segalanya.